Tensi di perbatasan Rusia-Ukraina masih menjadi isu utama di wilayah Eropa. Negara-negara Barat berupaya melakukan dialog dengan kedua belah pihak, termasuk juga Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang berkunjung ke Rusia dan Ukraina guna membahas tensi perbatasan kedua negara tersebut.
Macron mengatakan bahwa selama pertemuan presiden Rusia, Vladimir Putin, mengaku tidak akan meningkatkan tensi di perbatasan Ukraina. Namun, tetap saja pernyataan ini tidak menjamin kondisi di wilayah perbatasan tidak akan kembali bersitegang.
Terakhir, Presiden Putin juga menyatakan tidak berencana menyerang Ukraina, namun juga di sisi lain terus meningkatkan tentaranya yang sudah melebihi 100,000 orang di perbatasan.
Upaya diplomasi terus dilakukan
Presiden Prancis meyakini bahwa tetap ada langkah yang bisa diambil untuk menurunkan tensi kedua negara, dan semua pihak harus tetap menenangkan diri.
Presiden Ukraina dan Presiden Rusia memberitahu Presiden Prancis bahwa kedua belah pihak berkomitmen untuk mematuhi prinsip-prinsip perjanjian perdamaian tahun 2014 lalu yakni perjanjian Minsk.
Perjanjian Minsk merupakan perjanjian untuk menghentikan perang di wilayah timur Ukraina. Perjanjian ini muncul pada masa konflik separatisme yang didukung negara Rusia melakukan aneksasi di Krimea.
Setelah pertemuan, presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa terdapat kemungkinan bahwa negosiasi akan mengubah kondisi antara Rusia-Ukraina, namun diperlukan aksi konkret untuk menurunkan tensi.
“Saya tidak percaya dengan kata-kata, saya percaya bahwa setiap politisi bisa secara transparan menunjukkan langkah dan aksi konkret,” kata Zelensky.
Dengan nada yang serupa, juru bicara Rusia, Dmitry Peskov, menyatakan tidak akan mengkonfirmasi langkah nyata apa pun yang mendukung resolusi konflik.
Optimisme Macron dan Skeptisme Putin-Zelensky
Presiden Macron menekankan pentingnya aksi dan diplomasi guna menurunkan tensi kedua pihak. Macron juga optimis bahwa solusi konkret bisa dicapai dalam mengatasi krisis perbatasan kedua negara.
Meskipun Putin menilai perbincangan dengan Macron “berguna, substansial, dan berbasis bisnis,” namun Putin menolak klaim Macron yang menyatakan akan menurunkan eskalasi militer.
Berdasarkan respon Rusia-Ukraina, kedua pihak sama-sama menunjukkan keraguan akan penurunan tensi perbatasan kedua negara. Meskipun disambut dengan positif, namun kunjungan Macron juga tidak banyak mengubah situasi karena tidak mampu mencapai kesepakatan maupun pemahaman bersama.
Meskipun begitu, baik Macron bersama Zelensky tetap mendukung dan mendorong diadakannya dialog dengan Rusia, bersama dengan Jerman sebagai pihak fasilitator perjanjian Minsk.
Upaya diplomasi menjadi salah satu langkah awal dan proses jangka panjang untuk menurunkan eskalasi perbatasan Ukraina-Rusia. Langkah ini penting agar tidak terjadi konfrontasi maupun kontak militer yang mampu menimbulkan perang di benua Eropa.