Pemilu Israel: Proyeksi Kepemimpinan Netanyahu dan Masa depan Israel

Hari ini menandai agenda dua tahunan di Israel yakni pemilihan umum, yang mana dilaksanakan untuk kali ke empat kalinya. Kemenangan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu untuk kembali memegang tampuk kekuasan Israel masih menjadi tanda tanya. Hal ini didasari oleh exit polls program yang dilakukan oleh 3 stasiun TV utama Israel yang menunjukkan adanya kebuntuan hasil pemilu lagi, dikarenakan pada pemilu Israel ini, PM Benjamin Netanyahu dan beberapa partai tidak terlihat mengamankan mayoritas yang jelas di parlemen.
Berdasarkan exit polls tersebut menunjukkan adanya pembagian kursi antar pendukung dan lawan Netanyahu di parlemen dengan estimasi Partai Likud pimpinan Netanyahu mendapatkan 30-31 kursi sedangkan oposisinya yakni Partai Atid di pimpin oleh Yair Lapid menempati posisi kedua dengan 17-18 Kursi. Selain itu, Netanyahu berada di posisi yang terancam dari rivalnya yakni Naftali Bennett yang mana pernah menjadi Menteri Pertahanannya.
Netanyahu di usianya yang ke 71 tahun telah memegang tampuk kekuasaan secara berkelanjutan sejak tahun 2009. Namun pemilu kali ini menunjukkan sebuah polarisasi dalam masyarakat Israel yang sangat jelas, dimana pendukungnya memanggil dengan “King Bibi” dan oposisinya memanggilnya dengan “Crime Minister”. Hal ini tidak terlepas dari berbagai tuduhan terkait kasus suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan yang dialamatkan ke PM Netanyahu yang dibantahnya. Selain itu keberadaan persidangan terkait kasus korupsi yang masih berjalan dan kesalahan penanganan pandemi COVID-19 yang menyebabkan economic strife terjadi di Israel turut mempengaruhi popularitasnya.
Menurut Yohanan Plesner dari lembaga think tank The Israel Democracy Institute, mengatakan berdasarkan exit polls yang sudah ada memperlihatkan bahwa pilihan masyarakat Israel masih tetap terbagi-bagi sehingga kemungkinan untuk mengadakan pemilu untuk kali kelima menjadi opsi yang nyata akan terjadi. Namun hal ini bisa berubah bilamana Bennet memutuskan untuk bergabung menjadi koalisi dengan Netanyahu maka ini akan mencatatkan Pemerintahan Netanyahu dengan Bennett dan sekelompok ultranasionalis lainnya akan menghasilkan salah satu pemerintahan paling kanan dalam sejarah Israel. Ini kemungkinan akan berselisih dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden atas masalah-masalah seperti status kenegaraan Palestina dan keterlibatan Washington dengan musuh bebuyutan Israel yakni Iran atas program nuklir Teheran.
Sumber Referensi:
Dan Williams. “No clear winner in Israeli election: exit polls”. Reuters. 24 Maret 2021. https://www.reuters.com/article/us-israel-election-exit-polls/no-clear-winner-in-israeli-election-exit-polls-idUSKBN2BF2T3
Jeffrey Heller & Stephen Farrel. “Netanyahu’s future unclear as exit poll forecast stalemate in Israel’s election”. Reuters. 24 Maret 2021. https://www.reuters.com/article/us-israel-election/netanyahus-future-unclear-as-exit-polls-forecast-stalemate-in-israels-election-idUSKBN2BG03O 0����