Oposisi Rusia: Tahun Lalu Diracun, Tahun ini Dipenjara
Pendukung Alexei Navalny Berkumpul di Berlin, Menuntut Dibebaskannya Navalny dari Penjara (Gambar: Omer Messinger/Getty Images)
Alexei Navalny, pemimpin gerakan oposisi (anti-Putin), yang Agustus tahun 2020 lalu hampir tewas setelah diduga diracun menggunakan racun saraf Novichok, ditangkap di bandara Rusia pada 17 Januari sesaat setelah sampai dari Jerman, dimana dirinya dirawat selama 5 bulan untuk pemulihan kondisi pasca diracun.
Navalny ditangkap kepolisian dan selanjutnya diputuskan oleh hakim Rusia bahwa Navalny harus dipenjara selama 30 hari sambil menunggu keputusan pelanggaran pembebasan bersyarat atas kasus penipuannya di tahun 2014.
Pada hari ini, 3 Februari 2021, Navalny akhirnya dijatuhkan hukuman 3,5 tahun namun mengingat Ia sudah kurang lebih menjalani 11 bulan di rumah tahanan, maka pemimpin oposisi Rusia tersebut tinggal menjalani kurang lebih 2,8 tahun sisa masa tahanan. Navalny menyalahkan Putin atas kejadian peracunan tersebut dan menyatakan keputusan ini memiliki dasar politik untuk menjatuhkan dirinya dan masyarakat Rusia.
Siapa Alexei Navalny?
Sebenarnya sejak beberapa tahun ke belakang, Navalny sudah menjadi kritikus Vladimir Putin, Presiden Rusia, di mana Navalny sudah dijegal melalui berbagai cara dan metode seperti penguncian di rumah tahanan dan menyandera adik laki-lakinya yang dijatuhi hukuman 3,5 tahun penjara. Keputusan untuk meracuni Navalny akhirnya dilakukan, namun gagal total mengingat hingga saat ini Navalny masih hidup. Alexei Navalny melalui akun sosial medianya yang memiliki jutaan pengikut mengubah akunnya menjadi “Yayasan Anti-Korupsi” untuk menggalang dukungan termasuk dukungan dana dalam mengkritik pemerintah Rusia yang dinilai korup.
Dilansir dari CNN Indonesia, Navalny merupakan seorang kritikus yang pernah mencalonkan diri sebagai walikota Moskow, di mana Ia memimpin berbagai aksi protes massal sejak tahun 2011 untuk memprotes kecurangan dalam pemilihan parlemen dan mengklaim terdapat korupsi besar-besaran dalam pemerintahan Rusia. Namun Navalny juga memiliki berbagai kontroversi dimana Ia sering ditangkap terkait kasus penipuan. Meskipun begitu, bersama dengan para pendukungnya, Navalny cukup mampu mendorong berbagai demonstrasi yang sering berakhir bentrokan dengan kepolisian Rusia.
Reaksi Penahanan Navalny
Pemerintah Rusia terus membuka kasus kriminal terhadap Navalny, dimana Rusia mendakwa Navalny atas penyalahgunaan dan penipuan dalam skala besar terhadap dana dukungan dari yayasannya sebanyak USD 4,8 miliar untuk kebutuhan pribadinya termasuk liburan di luar negeri. Namun, pada saat kepulangannya awal Januari tahun ini, Navalny menyatakan bahwa keberaniannya untuk pulang dikarenakan Ia merasa benar dan menolak berbagai tuduhan palsu yang berupaya membungkam dirinya.
Penahanan ini mengundang reaksi tidak hanya dari domestik namun juga internasional seperti beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat (AS). Dilansir dari AP News, protes yang menuntut pembebasan Navalny terjadi di ratusan kota di Rusia yang sudah berlangsung selama berminggu-minggu, di mana sekitar 5,100 masyarakat ditangkap oleh kepolisian setempat.
Dari internasional, negara Jerman dan Prancis mendorong Uni Eropa untuk mempertimbangkan memberikan sanksi pada pihak-pihak yang terlibat pada peracunan Navalny. Sekretaris Negara AS, Anthony Blinken, menyatakan keprihatinannya terhadap putusan pada Nalvany, di mana Presiden Joe Biden bahkan sampai menelepon Putin yang juga membahas mengenai penangkapan Navalny. Berbagai reaksi baik domestik dan internasional ini kebanyakan mendorong Rusia untuk membebaskan kritikus Rusia tersebut mengingat keputusan penahanan menunjukkan kelemahan penegakan hukum di Rusia. Rusia selanjutnya merespon dengan menyatakan penahanan Navalny sebagai isu domestik dan melihat Navalny serta Yayasan Anti-Korupsi nya sebagai agen yang bekerja dengan AS. Rusia juga memberlakukan pembatasan ijin masuk perwakilan negara-negara tersebut ke Rusia dan menyatakan bahwa Navalny menderita delusi.
Sumber:
CNN Indonesia. 2021. “Via Telepon, Joe Biden Minta Vladimir Putin Bebaskan Navalny” CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/
Heintz, Jim. dan Isachenkov, Vladimir. 2021. “Over 5,100 arrested at pro-Navalny protests across Russia.” AP News. https://apnews.com/
Roth, Andrew. 2021. “Russian opposition leader Alexei Navalny jailed for two years and eight months” The Guardian. https://www.theguardian.com/
Welle, Deutsche. 2021. “Ditahan Setibanya di Moskow, AS dan Eropa Minta Pembebasan Segera Alexei Navalny.” DW. https://www.dw.com/