Iran Menyita Kapal Tanker Minyak Yang Mencoba Melarikan Diri Di Perairan Teluk
Tentara Iran mengatakan mereka menyita kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall di Teluk Oman setelah bertabrakan dengan kapal Iran, melukai beberapa awaknya, lapor media pemerintah.
“Sebuah kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall ditangkap oleh angkatan laut angkatan laut Iran di Teluk Persia setelah bertabrakan dengan kapal Iran di Teluk Oman dan mencoba melarikan diri,” kata pernyataan militer pada 27 April 2023 dilansir dari Al Jazeera. Dikabarkan, dua awak kapal hilang dan beberapa luka-luka akibat tabrakan kapal dengan perahu.
Selain itu, pada 3 Mei, Iran menyita kapal tanker minyak kedua dalam seminggu pada hari Rabu di perairan Teluk, dan Departemen Luar Negeri AS menyerukan pembebasannya, dalam eskalasi terbaru dalam serangkaian penyitaan atau serangan terhadap kapal komersial di perairan Teluk sejak 2019.
Armada Kelima Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain mengatakan kapal tanker minyak berbendera Panama Niovi ditangkap oleh Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGCN) pada pukul 6:20 pagi (0220 GMT) saat melewati Selat Hormuz.
Dalam tanggapan pertama Iran, jaksa Teheran mengumumkan kapal tanker minyak itu disita atas perintah pengadilan menyusul pengaduan dari penggugat, kata kantor berita pengadilan Mizan. Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan.Sebelumnya, Angkatan Laut AS mengatakan pasukan Iran menyita sebuah kapal tanker di Teluk Oman di perairan internasional. Data pelacakan satelit untuk kapal dari MarineTraffic.com menunjukkan kapal tanker itu berada di Teluk Oman di utara ibu kota Oman, Muscat, pada Kamis sore.
Kapal itu baru saja datang dari Kuwait dan mendaftarkan tujuannya sebagai Houston, Texas di Amerika Serikat. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan sebelumnya, Angkatan Laut AS mengatakan pasukan angkatan laut Iran telah merebut kapal tanker minyak Advantage Sweet ketika sedang “melewati perairan internasional” di Teluk Oman.
“Pemerintah Iran harus segera melepaskan kapal tanker minyak itu,” tambah Armada Kelima AS yang berbasis di Bahrain, mengecam “pelecehan berkelanjutan terhadap kapal dan campur tangan Iran dengan hak navigasi di perairan regional”. Iran dan AS memiliki hubungan yang kurang baik dalam beberapa tahun terakhir karena serentetan insiden di perairan Teluk yang sensitif.
“Dalam dua tahun terakhir, Iran secara tidak sah telah menyita setidaknya lima kapal komersial yang berlayar di Timur Tengah”, kata Angkatan Laut AS. Penyitaan itu terjadi setelah AS, Inggris, dan Uni Eropa memperketat sanksi terhadap Korps Pengawal Revolusi Iran pada hari Senin, mengutip dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh Teheran.