Menhan Prabowo Bertemu dengan Dubes Korsel
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan duta besar Korea Selatan, di mana kedua pihak membahas kerja sama bilateral dengan Korea Selatan dalam transfer teknologi pertahanan.
Pertemuan ini menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama yang bertujuan meningkatkan kemampuan pertahanan. “Kami berkomitmen untuk menjelajahi peluang untuk memperkuat kolaborasi dan terbuka untuk bekerja sama dalam transfer teknologi yang lebih kuat,” ujar Prabowo dalam pertemuan dengan Duta Besar Korea Selatan untuk Jakarta Lee Sang-deok. “Kolaborasi ini diharapkan akan berdampak pada peningkatan kemampuan pertahanan yang lebih baik di masa depan.”
Prabowo juga menyampaikan apresiasi atas kontribusi Korea Selatan dalam proyek pertahanan bersama dengan Indonesia, terutama terkait pengadaan kapal selam. “Di masa depan, saya harap kita tidak hanya memprioritaskan kualitas tetapi juga teknologi canggih dan transfer pengetahuan,” katanya.
Selain itu, Lee mengucapkan selamat kepada Prabowo atas kemenangannya yang nampak dalam pemilihan presiden 2024 dan berharap Indonesia akan menjaga hubungan yang kuat dengan Korea Selatan jika Prabowo menjabat pada bulan Oktober.
Kesepakatan KF-21 yang tertunda
Pada tanggal 21 Februari lalu, menteri luar negeri kedua negara sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam pengembangan jet tempur generasi berikutnya KF-21 Boramae. Ide mengenai pengembangan Boramae muncul sejak tahun 2001 lalu, di mana pada tahun 2010 Indonesia memutuskan untuk bermitra dan akhirnya proyek di mulai pada tahun 2011. Namun, Indonesia menolak untuk membayar 20 persen dari biaya pengembangan yang disepakati, membuat masa depan proyek tersebut tidak pasti.
Jakarta telah menunda pembayaran selama hampir dua tahun, dan Korea Selatan memperkirakan bahwa Indonesia hanya membayar sekitar 278 miliar won (US$ 209,5 juta) sampai saat ini, menyebabkan tunggakan hampir 1 triliun won.
Pada Desember 2011, Indonesia menandatangani kontrak untuk membeli tiga kapal selam Chang Bogo dari galangan kapal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding Marine Engineering (DSME) seharga sekitar $1,1 miliar. Kesepakatan itu termasuk skema transfer teknologi. Dua kapal selam dibangun sepenuhnya di Korea Selatan dengan insinyur dan teknisi Indonesia belajar di tempat.
Kapal ketiga dirakit di galangan kapal milik negara PT PAL Indonesia di Surabaya dengan bagian-bagian pembentukannya diproduksi di Korea Selatan. Pada April 2019, kontrak untuk batch kedua kapal selam ditandatangani, meskipun Indonesia belum membayar pembelian tersebut, yang akan membuat kontrak tersebut efektif.
Indonesia juga telah membeli sejumlah pesawat latih turboprop KT-1B Wong Bee dan pesawat jet latih tempur TA-50 Golden Eagle dari Korean Aerospace Industries (KAI). Produsen pesawat milik negara PT Dirgantara Indonesia juga telah mengirimkan 12 pesawat transportasi CN-235 medium ke Korea Selatan. Delapan pesawat untuk Angkatan Udara Korea dan empat pesawat untuk Guardia Pesisir Korea.
Baru-baru ini, Prabowo menyatakan telah menyetujui dan akan memberikan perhatian pada berbagai isu yang relevan antara kedua negara, termasuk penyelesaian proyek KF-21/IF-X.