Pakistan Hadapi Penurunan Internet, Memicu Kerugian Ekonomi dan Krisis Publik
Pakistan tengah mengalami penurunan internet yang signifikan selama berbulan-bulan. Hal ini mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari, memengaruhi pekerja, pelajar, hingga bisnis di luar negeri, dan membuat jutaan masyarakat frustrasi. Gangguan yang dimulai setidaknya sejak Juli tersebut diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir Oktober.
Pada awalnya, masalah ini dikaitkan dengan perbaikan kabel bawah laut, namun masalah ini telah berkembang menjadi masalah yang lebih luas. Justifikasi samar dari pemerintah yang mengutip “keamanan nasional” hanya menambah frustrasi publik dan kecurigaan, karena banyak yang percaya penurunan ini adalah upaya yang disengaja untuk mengontrol informasi dan menekan perbedaan pendapat.
Dampak ekonomi yang ditumbulkan dari masalah ini pun sangat parah. Pakistan berpotensi kehilangan hingga 300 juta dolar AS akibat gangguan tersebut. Umair Liaquat, seorang pekerja lepas dari Lahore, melaporkan bahwa bisnisnya menurun tajam akibat akses internet yang tidak dapat diandalkan, dan memaksanya harus mencari solusi alternatif.
Mahasiswa juga menderita karena pendidikan daring semakin sulit diakses. Wardah Noor, CEO XWave, sebuah platform pembelajaran online, mencatat bahwa masalah internet menghambat upaya kualitas pendidikan selama berbulan-bulan.
Pakar hak digital dan aktivis Usama Khilji meyakini bahwa negara sedang menguji firewall, sebuah sistem keamanan yang memantau lalu lintas jaringan dan juga dapat digunakan untuk mengendalikan ruang daring. “Perlambatan internet disebabkan oleh pemasangan firewall nasional dan sistem penyaringan konten oleh negara yang bertujuan untuk meningkatkan pengawasan dan menyensor perbedaan pendapat politik, terutama kritik terhadap lembaga keamanan atas campur tangannya dalam politik,” imbuhnya.
Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif dalam pernyataannya juga diketahui telah mengakui apa yang diduga oleh jutaan orang Pakistan di seluruh negeri. “Kami sedang menjalani transisi yang setelahnya semua fasilitas ini akan tersedia untuk Anda,” kata Khawaja Muhammad Asif. “Namun, akan ada beberapa kontrol untuk mencegah konten yang mengancam dan memfitnah terhadap negara serta individu,” tambahnya, tanpa mengonfirmasi apakah kontrol tersebut termasuk dalam sistem firewall.