China Meminta Warga Negara Mereka Untuk Meninggalkan Israel

Pada 22 September 2024, Kedutaan Besar China di Israel mengeluarkan pernyataan yang meminta warga negara China yang berada di Israel untuk meninggalkan negara tersebut atau mengungsi ke tempat yang lebih aman secepatnya. Pernyataan ini dikeluarkan akibat dari meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hezbollah di perbatasan Israel-Lebanon yang menyebabkan situasi keamanan semakin rumit dan tidak dapat diprediksi. Selain itu Kedutaan Besar China juga mengingatkan warga negara China yang masih berada di Israel untuk memperhatikan perkembangan situasi terkini dan bersiap menghadapi serangan rudal dan roket.
Sebelumnya Israel dan Hezbollah mengancam bahwa mereka akan meningkatkan serangan mereka walaupun komunitas internasional mendorong kedua belah pihak untuk melakukan de-eskalasi. Ancaman ini dikeluarkan setelah Israel melancarkan serangan trojan horse pada 17-18 September 2024 yang menewaskan 39 orang dan melukai setidaknya 3,000 orang. Pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah menyatakan bahwa serangan ini merupakan sebuah pukulan berat dan berjanji bahwa mereka akan menghukum Israel. Hal ini dibuktikan dengan serangan Hezbollah ke Israel yang menggunakan sekitar 150 roket, rudal penjelajah, dan drone. Serangan ini kemudian kembali dibalas oleh Israel dengan serangan udara yang menargetkan tempat yang terduga menjadi instalasi yang digunakan Hezbollah. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lebanon, setidaknya 492 orang sudah meninggal akibat dari serangan udara tersebut dan 1,645 luka-luka. Kemenkes Lebanon juga menambahkan bahwa serangan yang dilakukan oleh Israel saat ini merupakan serangan dengan tingkat kematian tertinggi sejak perang saudara Lebanon yang berlangsung dari 1975-1990. Serangan udara ini telah menewaskan beberapa petinggi Hezbollah seperti komandan pasukan khusus Radwan Ibrahim Akil dan komandan dari cabang militer Hezbollah Ahmed Wahbbi.
China bukan negara pertama yang meminta warga negara mereka untuk meninggalkan Israel dan tidak bepergian ke Israel akibat dari ketegangan antara Israel dan Hezbollah. Pada 5 Agustus 2024 Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korea Selatan dan Jepang juga meminta warga negara mereka untuk meninggalkan Lebanon dan Israel secepat mungkin. Sementara itu Inggris, Swedia, dan Slovenia pun mendesak warga negara mereka untuk tidak bepergian ke Israel.