Pejuang separatis di wilayah Papua yang bergolak di Indonesia telah menangkap seorang pilot dari Selandia Baru dan menyandera dia setelah membakar pesawatnya. Pilot tersebut, yang diidentifikasi oleh polisi setempat sebagai Philip Merthens, ditangkap setelah mendaratkan penerbangan charter komersial di Bandara Paro di dataran tinggi terpencil Kabupaten Nduga pada hari Selasa.
Selain pilot, lima penumpang termasuk seorang bayi yang menaiki pesawat milik Susi Air tersebut belum terdengar kabarnya menurut laporan dari Kapolda Papua Inspektur Mathius Fakhiri kepada wartawan. Sebuah tim pencarian yang terdiri dari personel polisi dan militer telah dikirim ke daerah tersebut.
Sejak insiden itu terjadi pada 7 Februari lalu, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengatakan telah membakar pesawat di lapangan terbang dan “menangkap” pilot sebelum menyanderanya “Dia adalah sandera kedua kami,” kata juru bicara komandan TPNPB Eganus Kogeya dalam sebuah pernyataan yang dilihat oleh CNN, yang tampaknya merujuk pada insiden tahun 1996 ketika Gerakan Papua Merdeka menahan 26 anggota misi penelitian satwa liar di negara tetangga yang menurut Komite Palang Merah Internasional (ICRC) disandera selama empat bulan.
Dalam keterangannya, Eganus juga meminta agar semua penerbangan yang masuk ke Bandara Paro dihentikan dan mengatakan pilot tidak akan dilepas hingga pemerintah Indonesia mengakui kemerdekaan Papua. Pejabat pemerintah Selandia Baru mengatakan kepada CNN bahwa mereka “mengetahui situasi yang melibatkan pilot Selandia Baru di Papua” dan bahwa kedutaan Selandia Baru di Jakarta memberikan dukungan konsuler kepada keluarga tersebut. Pendiri Susi Air, Susi Pudjiastuti mengatakan di Twitter bahwa dia berdoa untuk keselamatan pilot dan penumpang.
Pada 15 Februari 2023, OPM merilis foto-foto terbaru yang menunjukkan kondisi Pilot Susi Air, Kapten Philips Max Mehrtens di bawah penyanderaan mereka. Dia juga terlihat memakai jaket jeans berwarna biru, topi dan memakai sepatu lengkap. Philips berdiri dan dikelilingi oleh pasukan TPNPB-OPM. Beberapa di antara mereka terlihat mengacungkan senjata api.
Dalam salah satu video Philips menyampaikan pesan singkat, “Papua OPM menangkap saya untuk Papua Merdeka.” Dia juga melanjutkan mengatakan kalimat yang sama dalam versi bahasa Inggris, dilansir dari CNN. Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M. Saleh Mustafa telah mengkonfirmasi bahwa foto-foto dan video yang dirilis oleh OPM tersebut benar merupakan Kapten Philips pilot Susi Air.
Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan TPNPB sebagai kelompok teroris. Pejuang separatis di wilayah paling timur Indonesia di Papua telah menuntut kemerdekaan sejak wilayah itu berada di bawah kendali Indonesia menyusul pemungutan suara tahun 1969 yang kontroversial yang diawasi oleh PBB. Namun, pertempuran di wilayah miskin namun kaya sumber daya, di mana militer Indonesia mempertahankan kehadirannya yang kuat, telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.