Presiden Rusia, Vladimir Putin dikonfirmasi tidak hadir secara langsung di KTT G20 2022. Walaupun absen secara langsung, Kedutaan Besar Rusia di Indonesia mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa hal ini karena program yang tengah dijalankan Putin “masih dikerjakan” dan pemimpin Rusia itu akan berpartisipasi dalam KTT G20 secara virtual.
Sebagai gantinya, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov akan memimpin delegasi Rusia di KTT tersebut, pertemuan pertama para pemimpin ekonomi terbesar dunia sejak Putin melancarkan perangnya di Ukraina. Sebelumnya, tersebar berita miring terkait dilarikannya Lavrov ke rumah sakit pada saat ia menghadiri KTT G20, namun hal ini dibantah oleh pihak resmi Indonesia dan juga Rusia.
Seorang pejabat pemerintah Indonesia juga mengonfirmasi hal ini dengan mengatakannya kepada kantor berita Reuters bahwa Lavrov akan mewakili Putin dan presiden Rusia akan bergabung dalam salah satu pertemuan KTT secara virtual.
Presiden Indonesia, Joko Widodo awal pekan ini mengatakan kepada Financial Times bahwa dia memiliki “kesan kuat” bahwa pemimpin Rusia itu akan melewatkan pertemuan itu walaupun tetap mengundang Putin pada acara tersebut. Namun, akibat invasi Rusia ke Ukraina, banyak negara-negara Barat yang mengatakan bahwa mereka tidak ingin Rusia diundang pada KTT tersebut.
Indonesia, tuan rumah KTT, telah menolak seruan negara-negara Barat dan Ukraina untuk mengecualikan Rusia, berjanji untuk menjaga netralitas dan menyoroti potensi kerja sama di bidang ketahanan pangan dan energi. Jokowi sendiri telah menyesali ketegangan geopolitik seputar KTT, yang menurutnya seharusnya fokus pada pembangunan ekonomi dan “tidak dimaksudkan untuk menjadi forum politik”.
Sebelumnya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang juga diundang ke pertemuan itu, sebelumnya mengatakan dia tidak akan hadir jika Putin bergabung dalam pertemuan itu. Namun, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden termasuk di antara para pemimpin dunia yang diperkirakan akan menghadiri pertemuan tersebut. Biden dan Xi sebelumnya telah bersedia untuk berbicara dan bertemu langsung pada KTT G20 ini untuk membicarakan situasi geopolitik dunia yang melibatkan Washington dan Beijing.
Setelah G20 usai, kelompok 20 negara itu dengan suara bulat mengadopsi deklarasi dimana sebagian besar anggota mengutuk perang di Ukraina, tetapi dokumen penutup pertemuan puncak mereka mengakui beberapa negara melihat konflik secara berbeda.
Tensi Meningkat, Estonia dan Latvia Usir Dubes Rusia - DIP Institute
January 27, 2023 @ 7:51 pm
[…] Baltik seperti Estonia dan Latvia akhirnya memutuskan untuk mengusir duta besar Rusia di negara mereka, yang menunjukkan penurunan hubungan diplomatik dengan […]