Israel dan Lebanon akhirnya mencapai kesepakatan bersejarah dimana para pemimpin masing-masing pihak mengatakan hal ini secara terpisah pada 13 Oktober 2022, menyelesaikan sengketa perbatasan laut selama bertahun-tahun yang melibatkan ladang minyak dan gas utama di wilayah Mediterania.
Kesepakatan ini juga termasuk ladang minyak dan gas Karish dan wilayah yang dikenal sebagai prospek Qanaa, yang diperkirakan akan jatuh ke perairan Israel dan Lebanon masing-masing berdasarkan kesepakatan. Israel telah mengatakan akan mulai mengekstraksi minyak dan gas dari Karish dan mengekspornya ke Eropa dalam waktu dekat.
“Versi terakhir dari tawaran itu memuaskan Lebanon dan memenuhi tuntutannya serta melestarikan hak-hak Lebanon atas kekayaan alam ini,” kata Presiden Lebanon, Michel Aoun dalam sebuah pernyataan beberapa jam setelah menerima tawaran terakhir Israel melalui mediator AS, Amos Hochstein. Aoun mengatakan dia berharap perjanjian yang belum ditandatangani itu akan diumumkan “sesegera mungkin.”
Perdana Menteri Israel, Yair Lapid mengatakan ini adalah pencapaian bersejarah yang akan memperkuat keamanan Israel, menyuntikkan miliaran ke dalam ekonomi Israel, dan memastikan stabilitas perbatasan utara Israel. Rancangan perjanjian memenuhi semua prinsip keamanan dan ekonomi yang ditetapkan oleh Israel, kata Lapid yang dilanjutkan dengan direncanakannya rapat kabinet keamanan dengan pertemuan khusus pemerintah, katanya.
Pejabat Lebanon mengatakan kesepakatan itu tidak berarti “perjanjian” apa pun akan ditandatangani dengan Israel dan perjanjian ini bukan langkah menuju normalisasi hubungan antara kedua negara, yang secara teknis masih berperang.
Sebelumnya negosiator Lebanon dan wakil ketua parlemen, Elias Bou Saab mengatakan kepada CNN bahwa “Lebanon merasa bahwa [kesepakatan] mempertimbangkan semua persyaratan Lebanon dan kami percaya pihak lain harus merasakan hal yang sama.” Sementara itu, kepala negosiator Israel, Eyal Hulata mengatakan “Semua tuntutan kami dipenuhi, perubahan yang kami minta telah diperbaiki. Kami melindungi kepentingan keamanan Israel dan sedang dalam perjalanan menuju kesepakatan bersejarah.”
Pembicaraan terkait kesepakatan antara Israel dan Lebanon mendapatkan momentum setelah perusahaan eksplorasi minyak dan gas yang berbasis di London, Energean tiba pada bulan Juni untuk memulai pengembangan ladang Karish atas nama Israel. Meskipun kapal Energean berada jauh di selatan daerah yang disengketakan, sebagian dari ladang itu berada di daerah yang diklaim Lebanon.
Setelah kesepakatan, kelompok Hizbullah, milisi Syiah di Lebanon yang didukung oleh Iran menolak berkomentar ketika dihubungi oleh CNN, tetapi kelompok bersenjata yang didukung Iran sebelumnya mengatakan akan mematuhi perjanjian apa pun yang ditandatangani oleh pemerintah Lebanon.
Perjanjian bersejarah itu tidak mempengaruhi perbatasan darat, tetapi kemungkinan akan meredakan ketegangan keamanan dan ekonomi kedua negara. Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengatakan pada hari Kamis bahwa sebuah kesepakatan “akan menghindari kita dari perang di wilayah tersebut.”