Pada hari kedua pertemuaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para pemimpin G7 membahas berbagai isu seperti migrasi, keamanan ekonomi, kecerdasan buatan. Para pemimpin negara-negara industri terkemuka Kelompok Tujuh (G7) tersebut menyusun komunike bersama yang komprehensif yang membahas banyak tantangan geopolitik dan sosial utama dunia. Isu penting lain juga turut dibahas seperti dukungan keuangan untuk Ukraina, perang di Gaza, perubahan iklim, Iran, situasi di Laut Merah, kesetaraan gender, serta kebijakan industri dan keamanan ekonomi China.
Namun, beberapa perpecahan telah muncul, terutama mengenai kata-kata dari deklarasi akhir KTT, dengan ketidaksepakatan mengenai kurangnya referensi untuk isu aborsi.
Hari kedua dibuka dengan sesi tentang migrasi, dengan para pemimpin membahas cara-cara untuk memerangi perdagangan manusia dan meningkatkan investasi di negara-negara tempat para migran memulai perjalanan yang sering kali mengancam jiwa.
Migrasi menjadi perhatian khusus bagi tuan rumah KTT, Italia, yang terletak di salah satu rute utama menuju Uni Eropa bagi orang-orang yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Afrika, Timur Tengah, dan Asia. Perdana Menteri Italia sayap kanan Giorgia Meloni, yang dikenal dengan sikap garis kerasnya dalam isu ini, sangat ingin meningkatkan investasi dan pendanaan untuk negara-negara Afrika sebagai cara untuk mengurangi tekanan migrasi di Eropa.
Italia ingin “mendedikasikan ruang yang cukup untuk benua lain yang sangat penting bagi masa depan kita semua, yaitu Afrika, dengan segala kesulitannya dan peluangnya,” kata Meloni.
“Terkait dengan Afrika, dan tidak hanya dengan Afrika, ada masalah mendasar lain yang telah ditempatkan Italia di pusat kepresidenan, yaitu masalah migrasi, peran yang semakin mengkhawatirkan yang diemban oleh organisasi perdagangan orang, yang jelas-jelas mengeksploitasi keputusasaan manusia,” katanya.
Para pemimpin G7 mengatakan bahwa mereka akan meluncurkan sebuah “koalisi” yang dirancang untuk melawan penyelundupan migran dengan meningkatkan kapasitas investigasi dari negara-negara asal, transit dan tujuan.
Draft tersebut mengatakan bahwa ketujuh negara akan mengambil pendekatan tiga cabang untuk migrasi, dengan fokus pada akar penyebab dengan meningkatkan inisiatif pembangunan di negara-negara asal, memperkuat manajemen perbatasan dan memastikan jalur migrasi yang aman dan teratur.
Selain itu, Meloni juga memiliki kesepakatan lima tahun yang kontroversial dengan negara tetangganya, Albania, untuk menampung ribuan pencari suaka sementara Italia memproses klaim mereka. Selain itu, lebih dari 22.000 orang telah tiba di Italia melalui laut sejauh ini pada tahun 2024, menurut angka UNHCR. Pada tahun 2023, lebih dari 157.000 orang tiba, dan hampir 2.000 orang meninggal atau hilang ketika mencoba menyeberangi Mediterania yang berbahaya.
Amerika Serikat juga telah berjuang dengan meningkatnya jumlah migran di perbatasan selatannya. Presiden Joe Biden memperkenalkan kebijakan baru untuk mengekang migrasi setelah sebuah rancangan undang-undang yang dia coba ajukan ke Kongres gagal diloloskan.