Jepang menuduh Rusia berperilaku “tidak masuk akal” dan mengancam “langkah yang setara” setelah FSB, badan keamanan federal Rusia, menahan seorang diplomat di kota pelabuhan timur Vladivostok dan menuduhnya sebagai mata-mata.[1]
Tatsunori Motoki, yang bekerja di Konsulat Jenderal Jepang di kota itu, dibebaskan setelah beberapa jam dan dinyatakan persona non grata menurut kantor berita Jepang Kyodo. Dikatakan Motoki telah diperintahkan untuk meninggalkan Rusia dalam waktu 48 jam. Di Tokyo, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno menggambarkan penahanan Motoki tidak dapat diterima dan menuduh FSB menggunakan pendekatan “pemaksaan” terhadap diplomat tersebut.
“Sama sekali tidak ada bukti bahwa staf (pejabat konsulat) yang bersangkutan terlibat dalam kegiatan ilegal seperti yang diklaim oleh pihak Rusia,” kata Matsuno pada konferensi pers. “Dalam kasus ini, petugas konsuler ditutup matanya dari awal sampai akhir, dan dibawa pergi dengan kedua tangan dan kepala ditekan, tidak bisa bergerak, dan kemudian diinterogasi secara paksa.
Tindakan pihak Rusia merupakan pelanggaran yang jelas dan serius terhadap Konvensi Wina tentang Hubungan Konsuler dan Konvensi Konsuler Soviet-Jepang. Ini sangat disesalkan dan tidak diterima dengan cara apa pun.” Jelas Matsuno, dilansir dari CNN.[2]
Badan keamanan Rusia mengumumkan telah menahan seorang konsul Jepang di Vladivostok pada hari 26 September 2022 karena tuduhan spionase dan memerintahkannya untuk meninggalkan negara itu. “Seorang diplomat Jepang ditahan saat menerima informasi rahasia, dengan imbalan uang, tentang kerja sama Rusia dengan negara lain di kawasan Asia-Pasifik,” kata dinas keamanan FSB dalam sebuah pernyataan, yang disiarkan oleh kantor berita Rusia, Senin.
Media lokal merilis rekaman yang diduga menunjukkan Motoki menerima dokumen di sebuah restoran, dan dia mengakui tuduhan itu selama interogasi FSB.[3] Kedutaan Jepang di Rusia sebelumnya mengajukan protes tentang penahanan itu ke kementerian luar negeri Moskow, dengan mengatakan “itu jelas merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik” dan perintah untuk meninggalkan negara itu “tidak masuk akal”, menurut Kyodo.
Rusia diketahui menganggap Jepang sebagai negara musuh negaranya, sama seperti negara-negara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan sekutu mereka. Moskow dan Tokyo telah saling bertukar sanksi sejak 24 Februari ketika Rusia menginvasi Ukraina.
Apa itu persona non grata?
Persona non grata, adalah sebuah frasa Latin yang berarti “orang yang tidak diinginkan.”[4] Sebagai istilah hukum, ini mengacu pada praktik negara yang melarang seorang diplomat memasuki negara itu sebagai diplomat, atau memulangkan seorang diplomat yang sudah bertempat tinggal di negara itu karena melakukan tindakan yang tidak pantas dengan status diplomat. Hal ini ditetapkan pada Konvensi Wina 1961 untuk Hubungan Diplomatik dimana pada pasal 9 perjanjian tersebut, suatu negara dapat menyatakan setiap anggota staf diplomatik persona non grata “kapan saja dan tanpa harus menjelaskan keputusannya.”
Deklarasi persona non grata dapat dikatakan dan dapat sebagai salah satu bentuk “kecaman” paling berat yang diberikan suatu negara kepada perwakilan atau diplomat asing karena mereka juga memiliki imunitas dan dilindungi dari penangkapan dan penuntutan.[5] Seorang diplomat yang dinyatakan demikian dapat dipanggil kembali dari misi diplomatik untuk kembali ke negaranya atau fungsi diplomatik mereka dihentikan dan negara dapat menolak untuk mengakui misi diplomatik dari aktor tersebut.
Beberapa kejadian serupa telah dilakukan beberapa negara yang memulangkan diplomat asing seperti antara Venezuela dan Israel, pengusiran diplomat Pakistan dari India. Persona non grata dapat dikatakan sebagai tanda simbolis untuk mengungkapkan ketidaksenangan dengan negara pengirim diplomat tersebut. Atau seperti kasus diplomat Jepang, persona non grata digunakan untuk “mengusir” diplomat yang dituduh melakukan spionase, hal ini juga terjadi pada tahun 2016 ketika diplomat Pakistan dituduh menjalankan jaringan mata-mata di India.
[1] https://www.aljazeera.com/news/2022/9/27/japan-lodges-protest-after-russia-detains-diplomat-in-vladivostok
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] “Persona Non Grata”, National Museum of American Diplomacy, 10 Juni 2019, https://diplomacy.state.gov/glossary/persona-non-grata-2/
[5] David van Opdrop, “What does it mean to be declared persona non grata?”, DW, 6 Maret 2019, https://p.dw.com/p/3EZC0