Dalam rangka memperingati Perang Dunia Kedua pada 8 Mei, Presiden Ukraina membacakan sebuah pidato yang menuduh Rusia menerapkan “rekonstruksi berdarah Nazisme” yang mana Moskow digambarkan telah meniru kekejaman Nazi selama invasi ke Kyiv.
“Kegelapan telah kembali ke Ukraina dan menjadi hitam putih lagi,” katanya dalam pidato videonya. Rekaman dalam video menunjukkan pemimpin Ukraina dengan latar belakang bangunan tempat tinggal yang hancur akibat aksi Rusia. “Kejahatan telah kembali, dengan seragam yang berbeda, di bawah slogan yang berbeda, tetapi untuk tujuan yang sama,” tambah Zelenskyy.
Video itu juga menampilkan rekaman arsip Perang Dunia Kedua dan rekaman hitam-putih invasi Rusia. Para pejabat Ukraina khawatir Rusia akan meningkatkan serangannya menjelang peringatan Hari Kemenangan Rusia pada Senin. Zelensky mengimbau negara-negara Eropa, termasuk Inggris, Prancis dan Belanda, dengan menyamakan pemboman Nazi di kota-kota mereka dengan serangan Rusia di daerah perkotaan di Ukraina.
Sementara itu, lebih dari 60 orang dikabarkan tewas setelah bom Rusia menghantam sebuah sekolah di Ukraina timur pada Sabtu 7 Mei 2022, kata pihak berwenang setempat. Gubernur wilayah Luhansk Ukraina, Serhiy Haidai, mengatakan sekitar 90 penduduk setempat telah berlindung di sekolah di desa Bilohorivka, dekat garis depan di wilayah Donbas.
Sedangkan Presiden Rusia Vladimir Putin kembali ke tema dalam pidatonya sendiri yang memberi selamat kepada negara-negara bekas Soviet pada peringatan 77 tahun kekalahan Nazi Jerman, dengan mengatakan bahwa “seperti pada tahun 1945, kemenangan akan menjadi milik kita“.
9 Mei, yang dikenal sebagai “Hari Kemenangan” di Rusia, memperingati peran Uni Soviet dalam mengalahkan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Hari Kemenangan ditandai dengan parade militer di Moskow, dan para pemimpin Rusia secara tradisional berdiri di makam Vladimir Lenin di Lapangan Merah untuk merayakannya. “9 Mei dirancang untuk pamer ke penonton tuan rumah, untuk mengintimidasi oposisi dan untuk menyenangkan diktator saat itu,” kata James Nixey, direktur Program Rusia-Eurasia di Chatham House kepada CNN.
Para pejabat di negara-negara Barat telah lama percaya bahwa Putin akan memanfaatkan signifikansi simbolis dan nilai propaganda hari itu untuk mengumumkan pencapaian militer di Ukraina, eskalasi besar permusuhan — atau keduanya. Presiden Rusia memiliki ketertarikan untuk simbolisme, setelah meluncurkan invasi ke Ukraina sehari setelah Hari Pembela Tanah Air, hari militer penting lainnya di Rusia. Hari peringatan ini ditakutkan oleh banyak pihak akan menjadi babak baru dari aksi Rusia yang lebih besar lagi.