Pemilihan umum untuk memilih presiden di tahun 2024 mendatang akan segera dilaksanakan. Berbagai lembaga survei sudah mulai melihat pandangan dan dukungan pada elit politik yang dinilai akan maju pada perhelatan pilpres nanti.
Salah satu survei yang sering dilakukan yakni survei elektabilitas. Berdasarkan definisi Dendy Sugiono (2008), elektabilitas yakni keterpilihan, di mana terdapat upaya mengukur dukungan publik dalam memilih. Tingkat ketertarikan publik dapat merefleksikan dukungan atas kandidat yang akan dipilih, namun bukan berarti juga menjadi hasil akhir dari rangkaian pemilihan yang dilaksanakan.
Tingkat elektabilitas juga tidak serupa dengan tingkat popularitas, karena tingkat kepopuleran yang tinggi belum tentu menghasilkan tingkat elektabilitas yang tinggi juga.
Namun, semakin tinggi tingkat elektabilitas, maka kemungkinan tokoh tersebut dipilih juga akan semakin meningkat.
Elektabilitas Capres: Prabowo sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi
Berdasarkan data dari Datasight, elektabilitas tertinggi dipegang oleh Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) di tahun 2024. Persentase elektabilitas Prabowo mencapai 21,8 persen, hanya berbeda 0,3 persen dari posisi kedua yakni Ganjar Pranowo.
Diposisi ketiga yakni Anies Baswedan dengan perolehan elektabilitas sebesar 17.7. Elit politik lain hanya mendapat persentase di bawah 10 persen, yakni Sandiaga Uno dengan 7.2 persen, serta disusul Ridwan Kamil sebesar 6.8 persen.
Dengan hasil yang cukup serupa, lembaga survei lain yakni Survei lembaga Survei & Polling Indonesia (Spin) juga menghungkapkan bahwa elit politik yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan menempati posisi teratas survei. Prabowo Subianto meraih 20,1 persen elektabilitas, disusul Anies Baswedan sekitar 11,5 persen, serta Ridwan Kamil sebesar 10,3 persen.
Direktur Spin, Igor Dirgantara, mengungkapkan tingginya tingkat elektabilitas Prabowo dikarenakan adanya dukungan berbagai program pemerintah. Program seperti bantuan sosial hingga modernisasi alutsista domestik membuat masyarakat mendukung Prabowo.
Elektabilitas Ganjar menurun, dan rendahnya tingkat keterpilihan Puan
Di sisi lain, elektabilitas Ganjar Pranowo dinilai menurun. Beberapa faktor yang mendorong penurunan tersebut yakni belum jelasnya dukungan PDI Perjuangan untuk Ganjar.
Hubungan Ganjar dan Puan Maharani yang juga dari PDI Perjuangan sedang menjadi sorotan. Terlebih beberapa waktu lalu dikarenakan Puan menilai terdapat politisi tidak menyambutnya saat Puan sedang berkunjung ke daerah.
Meskipun tidak secara langsung mengungkapkan elit tersebut Ganjar, namun publik menilai pernyataan Puan sebagai sindiran untuk Ganjar.
Saling sindir terjadi antar kedua kader PDIP tersebut terjadi menuju perhelatan pilpres 2024.
Dibandingkan dengan Ganjar, elektabilitas Puan Maharani bahkan jauh di bawah Ganjar. Puan bahkan tidak meraih 3 persen elektabilitas. Meski sudah menyebar baliho, dan menjadi Ketua DPR RI, namun elektabilitasnya tergolong rendah. Elektabilitas Puan dari survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) hanya sebesar 0,1 persen. Puan tidak masuk ke jejeran top 10 elit politik potensial capres.
Pengamat politik dari UIN Syraif Hidayatullah, Adi Priyatno, menilai rendahnya elektabilitas Puan dikarenakan tindakan Puan sendiri. Insiden mematikan mikrofon, gaya komunikasi yang kurang tepat, dsb.
Wacana Tunda Pemilu Capres 2024, Jabatan Jokowi Diperpanjang? - DIP Institute
March 4, 2022 @ 11:15 am
[…] tidak terkecuali karena jika sesuai jadwalnya, maka tahun 2024 nanti menjadi salah satu pesta demokrasi terpenting untuk memilih presiden yang memimpin lima tahun […]