Kereta kargo Korea Utara-China dikabarkan telah kembali beroperasi setelah berhentu selama setahun lebih akibat Covid-19. Diberitakan Yonhap, kereta tersebut berangkat dari Sinuji, Korea Utara dan tiba di kota perbatasan Dandong, China, sekitar pukul 09.10 waktu setempat pada Minggu, 16 Januari 2022. Para pejabat di Korea Selatan mengatakan akhir tahun lalu bahwa mereka mengawasi lalu lintas kereta api lintas batas dengan seksama sebagai sinyal bahwa penutupan perbatasan mungkin dilonggarkan.
Operasi kereta kargo ini menjadi operasi resmi pertama untuk membuka perbatasannya dengan China. Pada awal pandemi, Korea Utara menutup semua perbatasannya, melarang kedatangan wisatawan, serta memberhentikan kereta penumpang dan kargo. Operasi ini akan menjalankan aktifitas pertukaran material dan juga pengiriman pasokan medis dan kebutuhan sehari-hari antara kedua negara tersebut. Penutupan perbatasan ini juga menurunkan tingkat perdagangan dengan China hampir 95% yang mengarah kepada kelangkaan bahan makanan dan kebutuhan dasar bukan hanya di daerah tertinggal, tetapi hingga ke ibu kota Pyongyang
Melansir dari Reuters, perdagangan antara China dan Korea Utara juga kembali berjalan, seorang pedagang di Kota Perbatasan Dandong mengatakan bahwa “Mitra bisnis saya di Korea Utara mengatakan kepada saya pada hari Jumat bahwa perbatasan darat akan dibuka kembali untuk pengiriman kargo pada 17 Januari,”
Pada pertengahan Januari, komunitas pelaku ekspor-impor China mendapatkan kabar ini dan mulai menyiapkan kargo-kargo untuk dikirim ke Korea Utara. Dari Yonhap, belum ada kepastian apakah kereta dari Korea Utara itu membawa kargo ke China. Namun kereta itu kemungkinan akan kembali ke Korea Utara dengan membawa “barang-barang darurat”. Selain lewat transportasi darat, perdagangan antara Korea Utara dan China juga dilakukan lewat pengiriman transportasi laut.
Penutupan perbatasan yang dilakukan oleh Korea Utara ini disinyalir telah memperkeruh situasi ekonomi Pyongyang. Negara yang dipimpin Kim Jong Un ini sering bergantung pada kerja sama dengan China dengan mengimpor berbagai bahan pangan yang hampir membawa Korea Utara ke masa-masa The Arduous March,