WHO: Eropa Kembali Menjadi Pusat Penyebaran Covid-19
Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, ketua World Health Organization (WHO), mendesak negara-negara untuk menggunakan langkah-langkah agresif untuk menekan penyebaran Covid-19 di Eropa. Hal ini terjadi karena sejumlah negara di Eropa melaporkan peningkatan infeksi dan kematian akibat Covid-19 secara drastis.
WHO menunjukkan bahwa Eropa adalah satu-satunya kawasan yang mengalami peningkatan kasus Covid-19 semenjak bulan lalu, dan tingkat rawat inap di seluruh benua telah berlipat ganda. Direktur regional WHO Hans Kluge mengatakan laju penularan di seluruh wilayah itu “sangat memprihatinkan.”
Menurut Kluge, pekan lalu hampir terdapat 1,8 juta kasus baru dan 24.000 kematian baru dilaporkan. Di wilayah Eropa dan Asia Tengah terjadi peningkatan infeksi 6% dan peningkatan kematian 12% dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Eropa sendiri ini menyumbang 59% dari semua kasus secara global dan 48% dari kematian yang dilaporkan minggu lalu.
Walaupun negara di Eropa merupakan negara-negara produsen vaksin yang menyebabkan apartheid vaksin, dimana Pfizer hanya menjual 1% dari pasokannya ke PBB, dan Moderna hanya menyediakan 1 juta dosis ke negara berkembang pada akhir Oktober. Namun, justru kasus di Afrika dan Asia Tenggara turun 9% pada awal November 2021.
Berbanding terbalik dengan tingkat vaksinasi dan kasus di Eropa, Kluge mengatakan bahwa tingkat vaksinasi di Eropa telah melandai dan tengah mengalami gelombang keempat. Di Eropa hanya 47% masyarakat yang telah divaksinasi penuh terhadap Covid-19. Terdapat delapan negara yang memiliki tingkat vaksinasi lebih dari 70% tetapi, terdapat dua negara yang tingkat vaksinasinya di bawah 10%. Walaupun terjadi ketimpangan dalam distribusi vaksinasi, dimana
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn pada awal November memperingatkan akan ada sanksi ketat bagi masyarakat yang tidak ingin divaksinasi. Spahn juga mengatakan kepada wartawan pada 4 November lalu bahwa dalam satu hari, Spahn lebih sering dimintai sertifikat vaksinasi di Roma selama Konferensi Tingkat Tinggi G20 daripada di Jerman dalam empat minggu. Pernyataan ini menjadi bukti bahwa dua alasan utama Kluge terkait lonjakan jumlah kasus di Eropa. Yaitu cakupan vaksinasi yang tidak memadai dan relaksasi kesehatan masyarakat dan langkah-langkah sosial pencegahan penyebaran virus.
Akibat gelombang baru ini, WHO memperingatkan para pejabat AS untuk mempelajari Eropa, pusat global pandemi virus Covid-19 saat ini, dan belajar dari kesalahannya. Walaupun begitu, pada awal November, AS justru membuka kembali perbatasannya untuk para wisatawan setelah menutupnya selama 18 bulan. Sampai pada 11 November 2021, menurut Robert Koch Institute, Jerman menjadi negara dengan kasus harian terbanyak yang mencapai angka 50.000 untuk pertama kalinya.
Dampak Pengetatan Aturan Covid-19, Ribuan Masyarakat Eropa Protes - DIP
November 24, 2021 @ 1:58 pm
[…] kasus Covid-19 di Eropa, terutama dengan varian baru Delta secara signifikan mempengaruhi kondisi sosial dan kesehatan di […]