Mantan Presiden Afrika Selatan Dipenjara, Bentrokan Pendukung Tewaskan 72 Orang
Mantan Presiden Afrika Selatan periode 2009 – 2018 Jacob Zuma (79 tahun), menyerahkan diri ke kepolisian setelah bertahun-tahun menyangkal keterlibatannya dalam praktik korupsi, pencucian uang, dll., pada masa pemerintahannya. Sebelumnya Zuma merupakan wakil Presiden di tahun 1999, di mana pada tahun 2008 Zuma untuk pertama kali dituduh melakukan penipuan, jual beli senjata ilegal dan kegiatan lain senilai USD 5 miliar. Namun dikarenakan terus menyangkal keterlibatannya, Zuma masih bisa mencalonkan diri sebagai presiden di periode selanjutnya.
Korupsi ini melibatkan para pengusaha yang dekat dengan Zuma yakni Atul, Ajay, dan Rajesh Gupta, di mana mereka diizinkan untuk mempengaruhi pembentukan kebijakan pemerintah, termasuk merekrut atau memecat menteri-menteri.
Zuma sudah diberikan batas waktu 5 hari oleh pengadilan untuk menyerahkan diri atas tuntutan masa tahanan 15 bulan di penjara guna mempertanggung jawabkan perbuatannya. Zuma menyerahkan diri tepat di waktu tengah malam saat tenggat waktu penangkapannya berakhir.
Zuma merupakan politisi kontroversial yang sering menggunakan kata-kata kasar saat pidato terutama pada Jan van Riebeeck, seorang administrator Belanda, yang dinilai Zuma sebagai pembawa kehancuran di Afrika Selatan karena membuka jalan bagi kolonisasi Eropa di Afrika.
Pendukung Zuma Bentrok
Zuma termasuk pemimpin populis yang menggunakan isu-isu ketidaksetaraan sosial dan ekonomi untuk meningkatkan dukungan politiknya di Afrika Selatan. Zuma juga merupakan figur dari penghapusan sistem rasis apartheid di Afrika Selatan. Kebanyakan demonstran pendukung Jacob Zuma merupakan etnis Zulu dari kalangan anak muda yang berada di kondisi kesulitan ekonomi, tidak mengenyam pendidikan, dan miskin, sehingga pernyataan Zuma yang seakan mempromosikan perekonomian semakin meningkatkan suaranya.
Ditambah dengan kondisi pandemi Covid-19 ini, ketidakpuasan kondisi ekonomi, sosial, dan politik berada di puncaknya, terlebih dengan penangkapan Zuma memicu pandangan bahwa pemerintah menargetkan politisi yang mendukung masyarakat terpinggirkan.
Selama hampir seminggu, para pendukung mengalami bentrok dengan kepolisian yang melawan kembali menggunakan peluru dan bahkan dikerahkan juga anggota militer untuk menambah kekuatan melawan demonstran.
Keadaan di sana sangat kacau, terutama di dua wilayah yakni Gauteng dekat Johannesburg dan KwaZulu-Natal, yakni provinsi Zuma berasal. Angka kematian terbanyak berada di KwaZulu-Natal dengan 26 orang, 19 orang di Gauteng, dan sisanya berada di beberapa wilayah lain. Kelangkaan bahan makanan dan obat-obatan di berbagai wilayah di Afrika Selatan semakin memperburuk keadaan, di mana banyak masyarakat yang menjarah toko-toko swalayan dan pabrik di wilayah tersebut.
Beberapa negara tetangga sudah melakukan peringatan bepergian pada warga negaranya untuk membatasi kunjungan ke Afrika Selatan untuk menghindari kerusuhan.
Mantan Presiden Afrika Selatan Dipenjara, Bentrokan Pendukung Tewaskan 72 Orang – Democracy, Integrity & Peace
August 17, 2021 @ 2:46 pm
[…] Source: Mantan Presiden Afrika Selatan Dipenjara, Bentrokan Pendukung Tewaskan 72 Orang – Democracy and In… […]
admin
October 28, 2021 @ 10:32 pm
123Mantan Presiden Afrika Selatan Dipenjara, Bentrokan Pendukung Tewaskan 72 OrangMantan Presiden Afrika Selatan Dipenjara, Bentrokan Pendukung Tewaskan 72 Orang123