Pemimpin China, Jerman, dan Prancis Bertemu Lewat Video Call
China semakin mendekat dengan Eropa, di mana pada 5 Juli lalu ketiga pemimpin yakni China, Prancis, dan Jerman melakukan panggilan video untuk membicarakan berbagai isu seperti ekonomi, politik, dan keamanan yang mengarah kepada kesepakatan atau perjanjian.
Xi Jinping, Angela Merkel, dan Emmanuel Macron berbincang mulai dari pengembangan kerja sama investasi Uni Eropa dan China di tengah isu hak asasi manusia China dan praktik ekonomi China di Eropa pada beberapa negara anggota Uni Eropa.
Xi Jinping menyatakan ketiga negara juga sepakat untuk bekerja sama dalam isu global seperti perubahan iklim, pandemi dan vaksin Covid-19, serta perdagangan bebas demi terciptanya kerja sama dalam merespon tantangan global. Macron menyatakan bahwa Prancis berkomitmen untuk terus mempromosikan kerja sama dengan China dalam sikap yang pragmatis, memperkuat pertukaran budaya, dan membuka pintu untuk perusahaan China melakukan investasi di Prancis.
Prancis juga bersedia menjaga komunikasi dengan China terkait isu reformasi organisasi perdagangan dunia atau world trade organization dan isu lingkungan. Di sisi lain, Merkel juga menyatakan Jerman siap mendukung terlaksananya European Union – China Summit secepatnya dan berharap Perjanjian Investasi UE-China bisa disepakati. Ketiga negara juga membahas isu keamanan seperti perjanjian nuklir Iran, Afghanistan, dan Myanmar.
Koalisi anti China
Hubungan China dengan Uni Eropa secara politik sedang cukup panas dikarenakan adanya upaya pembentukan koalisi anti China oleh Presiden AS Biden. Terutama setelah Eropa pada G7 Summit lalu menyetujui saran Biden untuk penyelidikan asal muasal pandemi Corona.
Isu kemanusiaan di China masih menjadi perhatian Uni Eropa sejak peristiwa Tiananmen 1989, lalu Hongkong, Xinjiang dan Taiwan. Isu ekonomi juga cukup sensitif, di mana G7 akan meluncurkan program infrastruktur rival untuk menghalau ambisi Belt and Road Initiative China yakni dengan pembentukan dewan teknologi dan perdagangan.
Jerman juga di satu sisi melalui Menteri Pertahanan Annegret Kramp-Karrenbauer mendiskusikan situasi di wilayah Laut China Selatan dengan Jenderal China Wei Fenghe terkait pengiriman kapal Jerman di wilayah tersebut. Keputusan ini dibuat Jerman untuk menunjukkan posisi dan koalisi Jerman dengan aliansinya AS yang menilai China perlu mementingkan keputusan arbitrase tahun 2016 lalu demi perdamaian dan kestabilan regional serta global.