Jerman Menutup Tiga Pembangkit Terakhirnya
Tiga pembangkit listrik tenaga nuklir terakhir Jerman telah “ditutup” pada akhir pekan ini, menandai berakhirnya era nuklir negara itu yang telah berlangsung lebih dari enam dekade.
Pembangkit listrik tenaga nuklir telah lama diperdebatkan di Jerman, ada kelompok yang ingin mengakhiri ketergantungan mereka terhadap pembangkit yang tidak berkelanjutan dan mengganggu percepatan energi terbarukan, ada juga yang menganggapnya sebagai mematikan keran sumber energi rendah karbon yang andal.
Terkait perdebatan itu, pemerintah Jerman tetap berpegang pada keputusannya, “Posisi pemerintah Jerman jelas: tenaga nuklir tidak ramah lingkungan. Juga tidak berkelanjutan,” Steffi Lemke, Menteri Federal Jerman untuk Lingkungan dan Perlindungan Konsumen dan anggota Partai Hijau, mengatakan kepada CNN.
Penutupan tiga pembangkit listrik Emsland, Isar 2, dan Neckarwestheim, merupakan puncak dari rencana yang dijalankan lebih dari beberapa puluh tahun yang lalu. Pada 1970-an, gerakan anti-nuklir yang kuat di Jerman muncul, ketika sekelompok orang memprotes pembangkit listrik baru yang khawatir tentang risiko yang ditimbulkan oleh teknologi dan kaitannya dengan senjata nuklir.
Kecelakaan nuklir juga memicu penentangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir di Jerman seperti pembangkit listrik tenaga nuklir Three Mile Island di Pennsylvania pada tahun 1979 dan bencana tahun 1986 di Chernobyl yang menciptakan limbah radioaktif yang mencapai sebagian Jerman.
Pada tahun 2000, pemerintah Jerman berjanji untuk menghentikan tenaga nuklir dan mulai mematikan pembangkit listrik. Tetapi ketika pemerintahan baru berkuasa pada tahun 2009, pembangkit listrik tenaga nuklir mendapatkan penangguhan sebagai teknologi penghubung untuk membantu negara beralih ke energi terbarukan.
Hingga pada Maret 2011, gempa bumi dan tsunami menyebabkan tiga reaktor pembangkit listrik Fukushima Daiichi meleleh. Bagi banyak orang di Jerman, bencana nuklir terburuk di Jepang adalah justifikasi “bahwa jaminan bahwa kecelakaan nuklir skala besar tidak ada,” kata Miranda Schreurs, profesor kebijakan lingkungan dan iklim di Technical University of Munich, kepada CNN.
Tiga hari kemudian Kanselir Angela Merkel berpidato menyebutnya sebagai “malapetaka yang tak terbayangkan bagi Jepang” dan “titik balik” bagi dunia. Dia mengumumkan Jerman akan mempercepat penghapusan nuklir, dengan pabrik yang lebih tua segera ditutup.
Dan setelah lebih dari 60 tahun menggunakan tenaga nuklir, Berlin akhirnya akan menutup tiga pembangkit aktif terakhirnya akhir pekan ini. “Ini adalah pencapaian besar bagi jutaan orang yang telah memprotes nuklir di Jerman dan di seluruh dunia selama beberapa dekade,” Paul-Marie Manière, juru bicara Greenpeace, mengatakan kepada CNN.
Jerman berencana mengganti sekitar 6% listrik yang dihasilkan oleh tiga pembangkit nuklir dengan energi terbarukan. Namun, lebih dari 30% energi Jerman berasal dari batu bara, bahan bakar fosil yang paling kotor, hal ini juga menjadi keputusan kontroversial pemerintah ketika Jerman beralih ke batu bara untuk membantu ketahanan energi.
Jerman telah berjanji untuk menutup pembangkit listrik tenaga batu bara terakhirnya paling lambat tahun 2038, dengan batas waktu 2030 di beberapa daerah. Hal ini bertujuan agar 80% listrik berasal dari energi terbarukan pada akhir dekade ini.