China Berhasil Luncurkan Shenzhou-12, termasuk Tiga Astronotnya
Rival Amerika Serikat (AS) yakni China kembali menunjukkan kekuatan dan ketertarikannya pada perluasan pemanfaatan ruang angkasa. China berhasil mengirimkan tiga astronotnya ke ruang angkasa untuk menuntaskan stasiun luar angkasa barunya menggunakan pesawat ulang-alik Shenzhou-12 yang dibawa menggunakan roket Long March 2F. Peluncuran sendiri dilakukan di tempat Peluncuran Satelit Jiuquan wilayah Gurun Gobi China waktu pagi setempat.
Salah satu astronot yang dikirimkan, Tang Hongbo (45) menyatakan “Saya telah menunggu selama 11 tahun, akhirnya saya siap, dan saya dapat menyumbangkan kemampuan saya.” Misi ini tentunya sangat berisiko sehingga ketahanan fisik dan mental serta pembuatan keputusan di masa genting sangat dibutuhkan.
Ketua misi ini, Nie Haisheng, yang merupakan mantan pilot pesawat tempur China turut memimpin dan sudah pernah dikirimkan juga pada misi ruang angkasa China pada tahun 2005 dan 2013. Nie menyatakan “Banyak tugas yang harus dijalankan dan semuanya memiliki tantangan, terlebih tingginya ekspektasi dari partai Komunis dan masyarakat China.” Nie juga menambahkan semua yang dilakukan akan berguna untuk masyarakat China dan penggunaan damai ruang angkasa bagi seluruh umat manusia.
Pelatihan bagi para astronot ini juga tidaklah mudah karena membutuhkan lebih dari 6.000 jam pelatihan, termasuk pelatihan di bawah air menggunakan peralatan luar angkasa.
Misi Shenzhou-12 ini sendiri menjadi misi pertama dengan awak China sejak lima tahun terakhir. Tiga astronot ini akan menghabiskan waktu sekitar tiga bulan di luar angkasa untuk dilihat bagaimana ketahanan mereka terhadap kehidupan di sana, termasuk “tutorial” berjalan di ruang angkasa dan mengetes robot baru.
Setelah dinyatakan baik, akan dikirimkan kru dan perlengkapan tambahan agar pembangunannya bisa selesai pada akhir tahun 2022 nanti. Setidaknya dibutuhkan delapan kali lagi peluncuran untuk benar-benar menyelesaikan pembangunan tersebut.
Jika sudah selesai, maka stasiun luar angkasa ini akan beroperasi setidaknya sepuluh tahun hingga lima belas tahun jika dirawat dengan benar. Stasiun operasi inilah yang nanti akan menjadi satu-satunya stasiun operasional ruang angkasa pada tahun 2024 saat milik International Space Station (ISS) milik National Aeronautics and Space Administration (NASA) karena berhenti beroperasi.
Terkait pengembangan atau modernisasi kemampuan ruang angkasa ini, China menyatakan akan “terbuka” dengan tawaran kerja sama dengan negara lain yang sudah mulai mendekati China. Kemampuan teknologi China, ditambah dengan kemampuan ekonomi yang mumpuni, bukan tidak mungkin China semakin meningkatkan kekuatannya di ruang angkasa meski sering ditentang AS.