Pasca gempa bumi dahsyat yang melanda Myanmar pada (28/03), Junta militerMyanmar mengumumkan gencatan senjata selama tiga minggu dengan kelompok pemberontak sebagai respons terhadap bencana gempa bumi yang melanda negara tersebut. Langkah ini bertujuan untuk memfasilitasi operasi penyelamatan dan bantuan bagi ribuan korban terdampak.
Gencatan senjata yang diumumkan pada Rabu (2/4) dijadwalkan berlangsung mulai2 April hingga 22 April 2025. Keputusan ini diambil setelah gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang mengguncang wilayah Sagaing pada 28 Maret lalu tersebut menewaskan hampir 2.900 orang serta menyebabkan kerusakan parah di berbagai wilayah.
Adapun konflik antara junta Myanmar dan kelompok pemberontak telah berlangsung sejak kudeta militer pada 2021. Beberapa aliansi kelompok etnis di Myanmar utara terus melakukan perlawanan terhadap rezim yang berkuasa. Sebelumnya, junta militer Myanmar sempat menolak usulan gencatan senjata serupa yang diajukan oleh kelompok pemberontak. Namun, setelah meningkatnya tekanan internasional dan kebutuhan mendesak untuk operasi kemanusiaan, mereka akhirnya menyetujui jeda konflik sementara ini. Junta militer Myanmar pun menyatakan akan tetap waspada dan memperingatkan kelompok pemberontak agar tidak melanggar kesepakatan ini. Jika terjadi pelanggaran, pihaknya menyatakan akan mengambil tindakan tegas.
Sementara itu, pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, dijadwalkan menghadiri pertemuan puncak regional di Bangkok, Thailand, dalam beberapa hari mendatang. Pertemuan ini diperkirakan akan membahas situasi kemanusiaan di Myanmar serta upaya stabilisasi keamanan di kawasan.
Disisi lain dalam upaya membantu para korban gempa, Pemerintah Republik Indonesia mengirimkan bantuan kemanusiaan sebanyak 124 ton yang terdiri dari shelter dan obat-obatan. Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan bahwa bantuan ini merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto dan memiliki nilai total mencapai 1,2 juta dolar AS.
“Pada hari ini kita mengirimkan bantuan resmi dari Pemerintah Indonesia sesuai arahan dan perintah Presiden Prabowo. Jumlah bantuan 124 ton barang nilainya mencapai 1,2 juta dolar AS,” ujar Sugiono di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (3/4).
Sugiono juga memastikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam bencana tersebut.