Perdana Menteri Australia Anthony Albanese membela keputusan pemerintahnya untuk mengeluarkan visa bagi mereka yang melarikan diri dari Gaza, meskipun ada seruan dari pihak oposisi untuk melarang kedatangan mereka.
Pemimpin oposisi Peter Dutton, bersama dengan anggota partainya, menyuarakan keprihatinan di parlemen tentang masuknya orang-orang dari wilayah yang dilanda konflik tersebut dan meminta Albanese untuk memberikan lebih banyak rincian tentang masalah ini.
Peter Dutton telah meyakinkan anggota parlemen Koalisinya bahwa seruannya untuk menghentikan izin bagi orang-orang dari Gaza untuk memasuki Australia hanya bersifat sementara, menanggapi kekhawatiran di dalam partainya bahwa ia menganjurkan larangan permanen. Dutton menekankan bahwa Koalisi mengambil “sikap yang berprinsip” dengan mempertanyakan proses persetujuan visa bagi pemohon dari Gaza dan menganjurkan pemeriksaan keamanan yang lebih ketat.
Dutton mengklarifikasi, “Kami telah menyerukan penghentian sementara pemberian visa bagi pemegang dokumen Palestina di Gaza, sampai situasi keamanan stabil dan pemerintah dapat memastikan bahwa pemeriksaan yang tepat telah dilakukan.” Pernyataan ini bertujuan untuk meredam kekhawatiran internal dan memperkuat posisi Koalisi sebagai tindakan pencegahan dan bukan pengecualian permanen.
Di sisi lain, Albanese menolak untuk secara langsung menanggapi tuntutan oposisi, dan sebaliknya menyatakan kepercayaannya pada badan-badan keamanan yang terlibat dalam proses visa. Dia menyoroti kontrol penyeberangan perbatasan Rafah oleh pihak berwenang Israel dan Mesir, mencatat bahwa Israel telah menutup penyeberangan pada bulan Mei, yang secara efektif mencegah orang meninggalkan Gaza.
Albanese secara konsisten menolak seruan oposisi untuk melarang warga Palestina yang melarikan diri dari Gaza memasuki Australia, dan menuduh mereka mencoba untuk “menimbulkan rasa takut.” Dia menekankan pentingnya kohesi sosial, terutama ketika kepala keamanan nasional mengadvokasi hal tersebut.
Menurut Departemen Dalam Negeri, 2.922 visa telah disetujui untuk warga Palestina yang melarikan diri dari konflik, dengan 1.300 orang di antaranya tiba dengan selamat di Australia. Sebaliknya, 7.100 aplikasi visa dari wilayah Palestina telah ditolak.
Australia menjadi salah satu negara yang menerima pengungsi Palestina dengan jumlah yang banyak.