Kerusuhan dan bentrok telah meletus di berbagai kota besar dan kecil di seluruh Inggris, dan di Belfast, Irlandia Utara, selama sepekan terakhir. Kerusuhan ini menjadi kerusuhan sipil terburuk di Inggris dalam 13 tahun terakhir. Sejauh ini, polisi telah menangkap sekitar 378 pelaku kerusuhan berkaitan dengan anti-imigran dan kelompok sayap kanan tersebut.
Kerusuhan ini dipicu oleh pembunuhan tiga orang anak kecil yakni Bebe King, Elsie Dot Stancombe, dan Alice Dasilva Aguiar, yang masing-masing berusia enam, tujuh, dan sembilan tahun yang ditikam di sebuah kelas dansa yang terinspirasi oleh Taylor Swift di Southport pada tanggal 29 Juli lalu. Selain itu, sekitar delapan anak lainnya menderita luka tusukan pisau, dengan lima di antaranya dalam kondisi kritis dan dua orang dewasa lainnya juga mengalami luka kritis.
Axel Rudakubana, 17 tahun, yang lahir di Cardiff dan tinggal di Banks, sebuah desa di dekat Southport, telah didakwa dengan tiga dakwaan pembunuhan dan 10 dakwaan percobaan pembunuhan. Meskipun polisi sudah mengonfirmasi bahwa Rudakubana tidak memiliki kaitan dengan Muslim, namun sebelum identitas tersangka dikonfirmasi, klaim palsu beredar di dunia maya bahwa ia adalah seorang pencari suaka Muslim yang tiba di Inggris dengan menggunakan perahu. Rumor ini menyebabkan kelompok-kelompok sayap kanan berkumpul di kota-kota besar dan kecil di seluruh negeri, meneriakkan slogan-slogan anti-imigrasi dan Islamofobia. Protes tandingan juga muncul, mengakibatkan bentrokan antara kelompok-kelompok yang berseberangan.
Kerusuhan meluas
Ratusan perusuh turun ke Southport di mana lebih dari 50 petugas polisi terluka dalam bentrokan yang menargetkan sebuah masjid di dekat tempat kejadian perkara. Kerusuhan menyebar ke London, Manchester, Hartlepool, dan Aldershot keesokan harinya. Di Middlesbrough, para perusuh memecahkan jendela rumah dan mobil serta melemparkan benda-benda ke arah petugas.
Menteri Dalam Negeri Inggris Yvette Cooper menyatakan bahwa para petugas sedang meninjau rekaman untuk mengidentifikasi mereka yang terlibat dalam pelemparan rudal, pembakaran, penjarahan, dan penyerangan terhadap pengendara dan orang yang lewat.
Polisi Inggris bersiap-siap menghadapi serangan rasisme lebih lanjut terhadap Muslim dan pusat-pusat imigrasi pada Rabu malam, dengan pemerintah berjanji akan mengambil tindakan cepat untuk menghukum siapa pun yang memicu kekacauan.
Mengenai hal ini, beberapa tokoh masyarakat dituduh menyebarkan informasi yang salah dan memicu ketegangan setelah pembunuhan di Southport. Andrew Tate, seorang influencer Inggris-Amerika, secara keliru mengklaim bahwa penyerang adalah “migran ilegal” dan mendesak orang-orang untuk “sadar”. Selain itu, para ahli mengaitkan penyebaran disinformasi online sebagian dengan keputusan Musk untuk mengembalikan tokoh-tokoh seperti aktivis sayap kanan Inggris Tommy Robinson di X. Robinson memposting rekaman serangan hotel Rotherham, dengan menyatakan, “Ketika orang-orang Inggris diabaikan dan diberi label ‘sayap kanan’… sesuatu harus terjadi.” Media sosial digunakan untuk menyebarkan disinformasi yang semakin memperluas gerakan sayap kanan dan kelompok anti-imigran.
Beberapa negara memperingati warganya
Sejumlah negara telah mengeluarkan peringatan perjalanan dan keamanan bagi warganya yang tinggal atau berkunjung ke Inggris karena kerusuhan dan kekacauan di jalanan terus menyebar.
India adalah negara terbaru yang menyarankan warganya yang bepergian ke Inggris, dengan Komisi Tinggi India di London memperingatkan para pengunjung “untuk tetap waspada dan berhati-hati selama perjalanan mereka” karena “gangguan” baru-baru ini di beberapa bagian negara tersebut.
Uni Emirat Arab, Nigeria, Malaysia, Indonesia, dan Australia juga telah memperingatkan warganya tentang risiko keamanan yang serius di beberapa wilayah tertentu di Inggris.
Duta Besar RI untuk Inggris, Desra Percaya, mengungkapkan keamanan di sekitar masjid yang bernama Indonesia Islamic Center (IIC) telah diperketat karena massa yang melakukan protes di sejumlah wilayah menargetkan tempat ibadah umat Muslim.