Pada minggu ke 2 di bulan Maret, Israel melancarkan serangan terhadap kelompok militer Suriah setelah beberapa roket ditembakkan dari Suriah. Sebanyak enam roket diluncurkan dari Suriah menuju Israel, dan tiga lainnya melintasi wilayah Israel, kata Israel Defense Force (IDF).
Sejauh ini IDF belum melaporkan adanya kerusakan di wilayah Israel. Walaupun begitu, saling serang ini adalah gejolak terbaru setelah Israel menyerang militan Palestina di Libanon selatan dan Gaza sebagai tanggapan atas puluhan roket yang ditembakkan dari Libanon ke wilayah Israel.
Serangan jet tempur Israel mengikuti serangan IDF sebelumnya di wilayah Suriah menggunakan UAV yang menargetkan peluncur untuk penembak roket di Suriah. Serangan IDF yang cukup intens ini sendiri dilatarbelakangi oleh “Suriah bertanggung jawab atas semua aktivitas yang terjadi di dalam wilayahnya dan tidak akan mengizinkan upaya apa pun untuk melanggar kedaulatan Israel.”
Di sisi lain, Suriah mengatakan telah menanggapi “serangan udara Israel di bagian selatan negara itu,” dan mengklaim telah mencegat beberapa rudal Israel. Menurut kantor berita SANA, sumber militer menambahkan bahwa pertahanan udara Suriah telah mencegat rudal agresor dan menembak jatuh beberapa di antaranya.
Peluncuran roket oleh IDF sendiri terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Palestina setelah polisi Israel menggerebek masjid al-Aqsa di Yerusalem, yang dianggap sebagai salah satu provokasi besar bagi umat Islam. Negara tetangga Israel, Jordan, memperingatkan “konsekuensi bencana” jika pasukan Israel menyerbu masjid lagi.
Polisi Israel menggerebek masjid dua kali pada Rabu pekan lalu, mengklaim bahwa “ratusan perusuh dan penoda masjid (telah) membarikade diri mereka sendiri” di dalam. Pada 8 Maret 2023, polisi Israel kembali menuduh bahwa, “banyak anak muda [telah] memasuki masjid dan menutup pintunya tanpa alasan.”
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Duta Besar Sinan al-Majali dalam sebuah pernyataan menjelaskan bahwa jika polisi Israel, “menyerang jamaah lagi, dalam upaya untuk mengosongkan [masjid] jamaah, dalam persiapan untuk serangan besar ke masjid,” itu akan, “mendorong situasi ke arah lebih banyak kekerasan dan ketegangan.”
Sebelum kerusuhan di masjid al-Aqsa dan saling serang roket, dalam kejadian terpisah pada awal Maret, IDF membunuh seorang pria Palestina berusia 20 tahun di kota Azzoun Tepi Barat yang diduduki masyarakat Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina. Satu hari kemudian, satu orang tewas dan tujuh lainnya luka-luka dalam serangan mobil di Tel Aviv. Polisi mengatakan bahwa mobil tersebut dikendarai oleh seorang warga Kfar Kasem berusia 45 tahun, sebuah kota mayoritas Arab di sebelah timur Tel Aviv.