Dalam serangan udara terbaru oleh junta militer Myanmar, diperkirakan sedikitnya 100 orang menjadi korban tewas. Pemerintah persatuan pengasingan menyatakan hal tersebut pada Selasa (11/04).
“Sekitar 100 orang dari Kanbalu, Sagaing termasuk anak-anak dan perempuan tewas akibat serangan udara militer junta Myanmar,” kata Kementerian Tenaga Kerja Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) di Twitter. Awalnya jumlah korban yang diumumkan adalah 50 orang, namun media independen memberitakan jumlah korban sudah menembus 100 orang, di mana perempuan serta sekitar 20 hingga 30 anak turut menjadi korban. Per tanggal 13/04, CNN menyatakan bahwa total korban sudah menembus angka 165 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Jumlah pasti korban masih belum bisa ditetapkan karena junta militer membatasi pelaporan dan penyebaran informasi.
Kejadian tersebut terjadi pada pukul 08.00 pagi hari di kota Kanbalu di wilayah Sagaing di barat laut Myanmar. Agensi berita Myanmar Now melaporkan bahwa serangan dalam upacara pelantikan kantor Tim Administrasi Rakyat di desa Pa Zi Gyi terjadi dengan pengeboman lokasi tersebut. Sekitar 150 orang menghadiri upacara tersebut, kata laporan tersebut.
Sekitar 30 menit setelah itu, sebuah helikopter muncul dan menembak ke lokasi yang sama.
Tim penyelamat menggambarkan bahwa pemandangan di lokasi kejadian mencekam karena potongan tubuh manusia tersebdar di mana-mana. Bahkan lebih dari selusin mayat dibakar dan dimutilasi, dan berbagai bangunan dan sepeda motor turut hancur dan terbakar.
Kantor tersebut, menurut Myanmar Now, “beroperasi di bawah otoritas NUG yang diamanatkan secara publik oleh Myanmar, namun junta militer negara telah menetapkannya sebagai organisasi teroris.”
“Dunia harus segera bertindak untuk membantu rakyat Myanmar mengakhiri impunitas junta,” kata NUG.
Myanmar telah dilanda kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintahan Suu Kyi dua tahun yang lalu. NUG dibentuk setelah militer Burma, yang dikenal sebagai Tatmadaw, menggulingkan pemerintahan yang dipimpin oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pada Februari 2021.
Junta militer menanggapi
Juru bicara junta militer Mayor Jenderal Zaw Min Tun menyatakan bahwa mereka memang menyerang tempat tersebut. “Kami menyerang tempat itu. Ada upacara pembukaan kantor Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), mereka adalah sayap bersenjata partai oposisi Pemerintah Persatuan Nasional, yang menyebut dirinya pemerintah negara yang sah, bertentangan dengan tentara,” kata Min Tun.
Min Tun juga mengonfirmasi bahwa sebagian korban tewas adalah pejuang anti-kudeta, yang memang menjadi targetnya. Namun, Min Tun juga menyalahkan pihak PDF yang memasang ranjau tanam, sehingga menyebabkan banyaknya korban.
Di sisi lain, pihak oposisi telah mengecam tindakan junta militer tersebut. “Serangan itu merupakan tindakan keji oleh militer teroris. Itu adalah contoh lain dari penggunaan kekuatan ekstrem tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak berdosa, yang merupakan kejahatan perang,” ujar pihak partai oposisi itu