Belanda, merupakan salah satu penjajah dengan waktu yang lama bagi Bangsa Indonesia. Belanda sendiri telah berada di pulau Jawa sejak 1596 dengan mendirikan sebuah perusahaan yang sering dikenal sebagai VOC yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia dengan kantor pusatnya di Batavia.
Hingga pada tanggal 11 Januari 1942, Jepang menyatakan perang terhadap pemerintah Belanda dengan invasinya ke Kalimantan dan Pulau Sulawesi, tanggal yang juga menandai awal berakhirnya kehadiran Belanda di Hindia Timur. Selanjutnya, Jepang menduduki wilayah Sumatra dengan pasukan terjun payung dan pasukan mendarat dari kapal angkut pada 14-16 Februari.
Pada pertengahan Februari, setelah menaklukan wilayah pulau Sulawesi dan Sumatera, Jepang berhasil menghancurkan armada Belanda dalam Pertempuran Laut Jawa, membuat Belanda kehilangan koloni terbesarnya. Ini merupakan pukulan besar bagi Sekutu, karena wilayah Indonesia telah menghasilkan banyak minyak dan menghasilkan komoditas penting lainnya seperti bauksit (untuk aluminium), karet, hingga sumber daya alam yang diperintahkan Belanda untuk ditanam oleh masyarakat Indonesia.
Perlawanan melawan Jepang sendiri tidak bertahan lama, terutama ketika pihak Sekutu tidak banyak membantu Belanda. Pada awalnya, Belanda dibantu oleh Inggris dan Australia, tetapi mereka menarik diri pada akhir Februari, disusul oleh invasi oleh Jepang secara masif pada tanggal 1 Maret 1942.
Di wilayah Jawa Barat, Pada 6 Maret 1942, Panglima Angkatan Darat Belanda Letnan Jenderal Ter Poorten memerintahkan Komandan Pertahanan di Bandung, Mayor Jenderal JJ Pesman, untuk tidak bertempur di Bandung. Hal itu disebabkan karena Bandung sudah dipadati oleh penduduk sipil, baik wanita maupun anak-anak. Apabila pertempuran terjadi, maka akan ada banyak korban sipil yang berjatuhan. Namun, keesokan harinya pada 7 Maret 1942 sore hari, Lembang jatuh ke tangan Jepang. Membuat Belanda semakin terdesak.
Hingga akhirnya, Belanda mengakhiri semua perlawanan terhadap pasukan Jepang pada 8 Maret 1942 di Pulau Jawa, tepatnya di di rumah dinas seorang perwira staf Sekolah Penerbang Hindia Belanda di Lanud Kalijati. Pada saat itu, Panglima Angkatan Bersenjata Belanda di Hindia Belanda menandatangani penyerahan diri kepada Jepang yang disiarkan di radio keesokan harinya.
Walaupun masyarakat Indonesia terbebas dari penjajahan Belanda, nyatanya penjajahan itu dilanjutkan oleh Jepang. Ketika Jepang menerima kekalahan Belanda, banyak penduduk Belanda dan Indonesia dipenjarakan di kamp-kamp tahanan dan kerap dipekerjakan sebagai pekerja paksa di negara-negara yang diduduki Jepang yang julukannya dikenal sebagai romusha.