Hubungan antara Australia dan China telah membaik dengan cepat, lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang sejak Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese berkuasa tahun lalu. Namun, reaksi Beijing terhadap rencana Canberra untuk membuat kapal selam baru yang dapat menunjukkan apakah niat baik itu dapat bertahan lama setelah rencana PM Australia untuk mengunjungi Joe Biden.
Albanese diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Washington pada pertengahan Maret mendatang untuk mengungkap desain armada kapal selam bertenaga nuklir yang akan dibangun dengan bantuan AS dan Inggris. Pengumuman bersama dengan Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Rishi Sunak akan menjadi tonggak penting dalam kemitraan Aukus selama 18 bulan yang dimaksudkan untuk melawan peningkatan kekuatan angkatan laut China di kawasan Asia-Pasifik.
Hal ini menjadi sulit bagi Australia, mengingat China adalah mitra dagang terbesarnya, dan ditambah dengan konflik-konflik antara Beijing dan Washington. Meskipun Menteri Perdagangan China Wang Wentao mengatakan bahwa hubunganya dengan Canberra telah membaik. “Ada keinginan di pihak China untuk berbicara dengan Australia dengan cara yang belum pernah mereka lakukan selama empat atau lima tahun,” kata Richard McGregor, penulis Asia’s Reckoning: China, Japan and the Fate of US Power in the Pacific Century.
Hubungan Canberra dengan Beijing merenggang pada awal 2020 setelah Perdana Menteri Australia saat itu Scott Morrison menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul Covid-19 yang dipandang China sebagai bagian dari upaya AS untuk menyalahkan nya pandemi terhadap China. Akibatnya, Beijing melakukan serangkaian tindakan sanksi terhadap produk Australia, meskipun membantah bahwa tindakan tersebut merupakan pembalasan.
Pencairan hubungan Australia dengan China baru-baru ini juga bertepatan dengan dorongan yang lebih luas dari Presiden Xi Jinping untuk meredakan ketegangan dengan Barat yang berfokus pada pembangunan kembali ekonomi. Tapi perdebatan sengit antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Anggota Dewan Negara China Wang Yi akhir pekan lalu mengenai balon China yang ditembak jatuh oleh AS awal bulan ini menunjukkan bagaimana upaya rekonsiliasi hubungan dapat berputar 180 derajat secara cepat.
Di sisi lain, hubungan Canberra dan Beijing juga diperparah oleh pertentangan China terhadap Aukus. China telah memperjelas penentangannya terhadap pakta AUKUS, berusaha membujuk Badan Energi Atom Internasional bahwa transfer teknologi propulasi nuklir merupakan pelanggaran perjanjian non-proliferasi. “Aukus pada dasarnya adalah tentang memicu konfrontasi militer melalui kolaborasi militer,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam jumpa pers rutin di Beijing pada 1 Februari.