Menteri Perdagangan China, Wang Wentao dan Menteri Perdagangan Australia, Don Farrell bertemu secara virtual untuk pertama kalinya sejak tahun 2019. Pertemuan yang berlangsung selama sekitar 90 menit pada Senin (06/02). Pertemuan ini juga menjadi pertama kali sejak pergantian pemerintahan di Canberra yang menjadi tanda hubungan diplomatik serta ekonomi yang menghangat antar kedua negara. Agenda pertemuan ini juga diprediksi akan membuka jalan bagi Perdana Menteri, Anthony Albanese untuk mengunjungi Beijing di akhir tahun 2023 ini.
Meskipun pertemuan ini tidak terlalu menghasilkan suatu terobosan yang baru, namun Farrel menyatakan bahwa pertemuan ini menjadi penting untuk menstabilkan hubungan China dengan Australia, serta menilai terdapat aspek seperti perubahan iklim yang akan menjadi aspek kerja sama yang lebih baik.
Sebelumnya, dilansir dari IDX Channel, Menteri Perdagangan Australia Farrell menyatakan bahwa pertemuan ini akan menjadi upaya lanjutan untuk meredakan ketegangan bilateral, dan China diharapkan bersedia menghapus larangan atau sanksi perdagangan terhadap ekspor Australia. Selain membahas permasalahan dagang, diskusi mengenai investasi antara China-Australia juga akan dibahas. Menteri Perdagangan Australia juga menilai bahwa dengan pembukaan perbatasan China, maka Australia akan kembali menerima turis dan pelajar asal China.
“Masalah pertama dalam agenda ini adalah mencabut larangan perdagangan senilai A$20 miliar ($14 miliar) pada beberapa produk penting kami, seperti anggur, jeli, daging, lobster, dan udang karang,” kata Farrell. Lebih lanjut, Ferrel menegaskan bahwa diskusi ini akan memakan waktu yang cukup lama untuk diselesaikan, namun juga tetap penting untuk meredakan ketegangan kedua negara.
Sebelumnya, Pemerintah China memberlakukan pembatasan perdagangan pada berbagai ekspor Australia, termasuk tarif tinggi dan penundaan bea cukai yang berlangsung lama, setelah mantan Perdana Menteri Scott Morrison menyerukan penyelidikan internasional terhadap Covid-19 pada April 2020.
Namun, angin segar muncul karena untuk pertama kalinya semenjak sanksi diberlakukan, akhirnya sekitar 72.000 ton batu bara dari Australia tiba di pelabuhan di selatan kota Zhanjiang pada hari Rabu (08/02).
Menyusul kedatangan pengiriman pertama ini, ada harapan sanksi juga akan dilonggarkan untuk barang-barang Australia lainnya seperti jeli, lobster, dan anggur.
Presiden China Xi Jinping: Hubungan China-Australia berada di jalur yang tepat
Presiden China, Xi Jinping mengatakan kepada Gubernur Jenderal Australia David Hurley bahwa hubungan dengan Australia bergerak ke arah yang benar sebagai tanda terbaru dari peningkatan hubungan antara mitra dagang utama.
Australia dan China “telah meninjau masa lalu dan melihat ke masa depan, melakukan upaya aktif ke arah yang benar untuk meningkatkan dan menumbuhkan hubungan China-Australia”, kata Xi.
Hal ini juga senada dengan pandangan Menlu Australia, Penny Wong saat bertemu Menlu China, Wang Yi di Beijing pada Desember 2022 lalu.
“Kita dapat mengembangkan hubungan bilateral kita dan menjunjung tinggi kepentingan nasional jika kedua negara mengatasi perbedaan yang ada dengan bijak,” kata Wong. “Kami memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana sistem politik kami harus berjalan dan kami memiliki kepentingan yang berbeda, tetapi kami perlu berusaha untuk mengelola perbedaan tersebut,” katanya.
Wong mengatakan dia telah menyarankan “dialog yang lebih terstruktur” termasuk pada pertemuan menteri perdagangan dan ekonomi nanti.