Sebelas orang telah tewas di Suriah, termasuk seorang jurnalis, setelah pesawat tempur Turki melakukan “operasi udara” di negara itu pada akhir minggu lalu, menurut seorang pejabat dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS.
Serangan lintas batas baru Turki yang dijuluki Operasi Claw-Sword oleh kementerian pertahanannya, menargetkan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), Unit Pertahanan Rakyat PYD (YPG), dan Persatuan Komunitas di Kurdistan (KCK), menurut penjelasan dari pemerintah kantor berita Anadolu.
Kampanye tersebut terjadi setelah ledakan mematikan di jantung kota Istanbul sebelumnya yang menurut pejabat Turki merupakan aksi dari separatis Kurdi. Pemboman itu menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai sedikitnya 81 lainnya.
Untuk itu, jet tempur Turki melakukan serangan udara di sekitar Kobani, desa Dahir al-Arab, dan al-Beilonya, kata kepala media SDF, Ferhad Shami. Shami mengatakan serangan itu berdampak pada Suriah utara dan timur, menghancurkan sebuah rumah sakit di Kobani dan pembangkit listrik di Derik, serta menghancurkan lumbung biji-bijian di Dahir al-Arab.
Seorang saksi mata mengatakan kepada CNN bahwa pesawat tempur melakukan serangan udara di dekat kota Tal Rifaat, di pedesaan utara Aleppo, yang dikendalikan oleh YPG. Di sisi lain, Menteri pertahanan Turki, Hulusi Akar mengucapkan selamat kepada angkatan udara negaranya pada hari Minggu atas operasi udara yang “berhasil”, dilansir dari Anadolu.
“Tempat perlindungan teroris, bunker, gua, terowongan, dan gudang berhasil dihancurkan. Kami mengintai mereka dengan cermat. Apa yang disebut markas besar organisasi teroris juga dihantam dan dihancurkan,” jelas Akar dalam pidatonya di ibu kota Ankara.
Turki menganggap kelompok PKK sebagai organisasi teroris, selain itu Turki juga tidak setuju dengan pemberian status “sayap militer” bagi kelompok YPG oleh AS yang diperbantukan untuk memerangi ISIS di Suriah. Walaupun begitu, pejabat dari SDF maupun YPG semuanya membantah terlibat dalam serangan itu.
Investigasi terhadap pemboman di Istanbul sendiri tengah berjalan. Seorang jaksa Bulgaria telah mengajukan dakwaan terhadap beberapa orang yang dianggap mendukung aksi teroris pemboman tersebut.
Tuduhan telah diajukan terhadap lima orang untuk dua kejahatan, kata Jaksa Pengawas Bulgaria Anglel Kanev kepada wartawan. “Seseorang [berasal dari] kelompok kejahatan terorganisir untuk perdagangan manusia, dan yang lainnya, menurut pasal 108A dalam KUHP, secara umum, membantu kegiatan teroris sampai batas tertentu pada saat tertentu.” Semua tersangka adalah warga negara asing, dan satu memiliki kewarganegaraan ganda Bulgaria.
Setelah beberapa hari ketegangan itu berlanjut, akibat ketegangan itu, Amerika Serikat telah mengatakan kepada anggota NATO bahwa pihaknya memiliki kekhawatiran serius bahwa eskalasi akan mempengaruhi tujuan memerangi militan Negara Islam di Suriah. Di sisi lain, Rusia meminta Turki untuk menahan diri dari serangan darat skala penuh. Mereka telah mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang 11 tahun negara itu, sementara Ankara mendukung pemberontak yang berjuang untuk menggulingkannya.