Moldova mendeklarasikan persona non grata Kedutaan Besar Rusia, ketika sebuah pecahan rudal Rusia yang ditembak jatuh oleh pertahanan udara Ukraina mendarat di sebuah desa di perbatasan negara itu dengan Ukraina pada awal November tahun 2022.
“Duta Besar Rusia dipanggil hari ini dan diberitahu tentang keputusan kami untuk mendeklarasikan persona non grata diplomat Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Moldova, Nicu Popescu lewat akun Twitter-nya. Popescu mencatat bahwa serangan intensif oleh Rusia di Ukraina “memiliki efek limpahan yang parah di Moldova, mengancam energi dan keamanan manusia kita” dilansir dari Anadolu News.
Sebelumnya, Popescu mengumumkan bahwa negaranya mengutuk agresi berkelanjutan Rusia terhadap Ukraina. “Serangan terhadap infrastruktur air dan tekanan berikutnya pada sungai dapat menempatkan seluruh wilayah dalam bahaya banjir,” lanjut Popescu.
Dia menambahkan bahwa rudal yang ditembak jatuh oleh pertahanan udara Ukraina menargetkan bendungan Ukraina di Sungai Nistru. Ledakan terdengar di beberapa wilayah di Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv, menyebabkan banyak daerah terputus aliran listrik dan air pada awal November ini.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Lithuania pada awal Oktober lalu juga menyatakan diplomat Rusia di negara itu persona non grata. “Tindakan dan pernyataannya baru-baru ini tidak sesuai dengan status diplomat, dan harus dilihat sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri negara tuan rumah,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Kementerian itu tidak merinci dugaan pelanggaran dari kuasa usaha Rusia, yang diperintahkan untuk meninggalkan negara itu dalam waktu lima hari. Akibatnya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa mereka akan “memberikan tanggapan yang tepat”.
Selain itu, pada Agustus lalu, otoritas Montenegro juga mendeklarasikan persona non grata diplomat Rusia, diberi waktu seminggu untuk meninggalkan Montenegro. “Kementerian Luar Negeri telah menyatakan seorang diplomat dari Kedutaan Besar Federasi Rusia, yang terakreditasi di Montenegro, persona non grata karena kegiatan yang bertentangan dengan Pasal 9 Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik,” kata pernyataan itu.