Dua anggota parlemen paling senior Rusia pada hari Minggu menyampaikan serangkaian keluhan tentang upaya mobilisasi Rusia, memerintahkan pejabat regional untuk menangani situasi dan dengan cepat menyelesaikan rencana mobilisasi masyarakat untuk masuk ke medan perang yang memicu kemarahan publik. Rencana mobilisasi ini juga menuai protes besar-besaran di Rusia.
Dalam protes masyarakat yang jarang terjadi terjadi itu, kementerian pertahanan mengumumkan pada 24 September 2022 bahwa wakil menteri yang bertanggung jawab atas logistik, Jenderal Dmitry Bulgakov, telah diganti “untuk dipindahkan ke peran lain” dengan Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev, seorang pejabat militer lama.
Valentina Matviyenko, ketua majelis tinggi dan Dewan Federasi Rusia, mengatakan bahwa terdapat rencana laporan terkait pria yang seharusnya tidak memenuhi syarat untuk tetap dipanggil untuk dikirim ke garda terdepan dalam invasi antara Ukraina dan Rusia. “Kelebihan seperti itu benar-benar tidak dapat diterima dan saya menganggapnya benar bahwa mereka memicu reaksi tajam di masyarakat,” katanya.
Dalam pesan langsung kepada gubernur regional, Matviyenko mengatakan bahwa “Pastikan pelaksanaan mobilisasi parsial dilakukan secara penuh dan mutlak sesuai dengan kriteria yang digariskan. Tanpa satu kesalahan pun.”
Rencana mobilisasi publik pertama Rusia sejak Perang Dunia II telah memicu kemarahan dan kegelisahan yang meluas di antara penduduk Rusia. Langkah ini juga telah menarik kritik dari pendukung Kremlin sendiri, sesuatu yang hampir tidak pernah terdengar di Rusia sejak invasi dimulai.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di sisi lain mengatakan pihak berwenang tahu bahwa pengiriman masyarakat ke medan perang sama saja dengan mengirim orang untuk “bunuh diri”. Untuk itu, Zelenskyy mengatakan bahwa “Melarikan diri dari mobilisasi kriminal ini lebih baik daripada menjadi cacat dan kemudian harus bertanggung jawab di pengadilan karena telah mengambil bagian dalam perang,” menyarankan agar masyarakat Rusia tidak ikut berperang.
Rusia secara resmi telah menghitung jutaan mantan wajib militer untuk menjadi cadangan yang masih dalam umur yang “cukup” untuk berperang. Sebelumnya, Kremlin juga telah mengeluarkan dekrit yang mengumumkan “mobilisasi parsial” yang menimbulkan demonstrasi besar. Lebih dari 1.300 pengunjuk rasa ditangkap di 38 kota dan pada Sabtu (24/09) malam lebih dari 740 ditahan di 30 kota dari St Petersburg hingga Siberia, menurut kelompok pemantau independen OVD-Info.
Pada tanggal 29 September, bahkan setidaknya 200.000 orang Rusia telah meninggalkan negara itu dalam seminggu sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial setelah serangkaian kemunduran dalam perang dengan Ukraina. Video yang tersebar di media sosial menunjukkan antrean panjang mobil mendekati pos pemeriksaan perbatasan di negara-negara termasuk Mongolia, Kazakhstan, Georgia, dan Finlandia.