Kapal perang AS dan Kanada terlihat tengah berlayar melalui Selat Taiwan pada 20 September 2022. Hal ini menyusul pernyataan dari Joe Biden bahwa negaranya akan mendukung Taiwan jika diserang oleh China. Sebuah kapal Angkatan Laut AS, kapal perusak rudal kelas Arleigh Burke USS Higgins, melakukan “transit rutin Selat Taiwan” menurut juru bicara Angkatan Laut AS, Lt. Mark Langford.
Kapal AS yang melakukan transit itu bekerja sama dengan fregat kelas Halifax dan kapal Angkatan Laut Kanada HMCS Vancouver melewati koridor internasional di Selat tersebut “yang berada di luar laut teritorial negara mana pun,” kata Lt. Langford. Lebih lanjut, Lt. Langford mengatakan bahwa transit tersebut juga menunjukkan komitmen AS dan sekutu serta mitra kami di Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Transit kapal angkatan laut AS kali ini merupakan yang kedua kalinya dalam kurun waktu tiga minggu. Sebelumnya kapal penjelajah berpeluru kendali USS Antietam dan USS Chancellorsville melakukan pelayaran pada 28 Agustus. Meskipun AS menyebut transit itu “rutin”, hal ini terjadi setelah wawancara Biden yang menyulut ketegangan. Ia mengatakan kepada kantor media CBS “60 Menit” bahwa ia akan menggunakan pasukan AS untuk mempertahankan Taiwan jika China mencoba menyerang.
Kepala Hubungan Media Kementerian Pertahanan Kanada, Daniel Le Bouthillier mengkonfirmasi Kanada berpartisipasi dalam transit kapal di Selat Taiwan tersebut. “Menyusul kunjungan pelabuhan di Jakarta, Indonesia, dan Manila, Filipina, HMCS Vancouver berlayar melalui Selat Taiwan bersama dengan USS Higgins, karena ini adalah rute navigasi paling efektif. Pelayaran ini dilakukan sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional, termasuk hak navigasi laut lepas yang dituangkan dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut,” kata Le Bouthillier kepada CNN.
Di sisi lain, China menanggapi pernyataan Biden dan mengatakan bahwa China “opsi untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan” untuk mempertahankan integritas dan kedaulatan teritorialnya. Lebih lanjut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning mengatakan bahwa pernyataan AS tersebut melanggar prinsip one-China dan ketentuan dari tiga komunike bersama antara AS dan China.