Rudal permukaan-ke-udara Yunani mengunci jet tempur F-16 milik Turki yang tengah melakukan misi pengintaian di wilayah udara internasional, menurut media berita pemerintah Turki, Anadolu Agency pada 28 Agustus 2022.
Tuduhan itu adalah klaim terbaru dari Turki bahwa tetangganya, Yunani telah menargetkan pesawatnya di atas Mediterania Timur dan Laut Aegea. Radar sistem rudal S-300 Yunani yang berbasis di pulau Kreta terkunci pada jet Turki pada minggu lalu menurut laporan dari Anadolu melaporkan pada hari Minggu, mengutip sumber kementerian pertahanan.
Pesawat jet Turki dengan tipe F-16 berada di ketinggian 3.000 meter di sebelah barat pulau Rhodes, Yunani ketika radar pelacak target S-300 buatan Rusia mengunci jet tersebut. Walaupun begitu, pesawat-pesawat Turki menyelesaikan misi mereka dan kembali ke pangkalan mereka terlepas dari “lingkungan yang tidak bersahabat“.
Penguncian radar dianggap sebagai tindakan permusuhan di bawah aturan keterlibatan NATO. Sumber kementerian pertahanan Yunani menepis tuduhan itu. “Sistem rudal S-300 Yunani tidak pernah mengunci jet F-16 Turki,” menurut televisi Ert yang dikelola pemerintah Yunani.
Pekan lalu, Turki dikabarkan memanggil atase militer Yunani dan mengajukan keluhan kepada NATO setelah F-16 Yunani diduga “melecehkan” F-16 Turki yang melakukan misi untuk aliansi. Anadolu melaporkan pilot Yunani menempatkan pesawat Turki di bawah kunci radar di atas Mediterania Timur. Turki “memberikan tanggapan yang diperlukan” dan memaksa pesawat meninggalkan daerah itu dilansir dari CNN.
Yunani menolak peristiwa versi Turki. Kementerian pertahanannya mengatakan lima jet Turki muncul tanpa pemberitahuan sebelumnya untuk menemani penerbangan pesawat pengebom B-52 AS – yang seharusnya tidak memiliki pengawalan pesawat tempur – melalui area yang berada di bawah kendali penerbangan Yunani.
Meskipun keduanya adalah anggota NATO, Turki dan Yunani memiliki perselisihan selama beberapa dekade atas berbagai masalah, termasuk klaim teritorial di Laut Aegea dan ketidaksepakatan atas wilayah udara di sana. Ketegangan besar terakhir terjadi pada tahun 2020 atas hak pengeboran eksplorasi di wilayah Laut Mediterania, di mana Yunani dan Siprus mengklaim zona ekonomi eksklusif , yang mengarah ke kebuntuan angkatan laut.
Turki menuduh Yunani melanggar perjanjian internasional dengan memiliterisasi pulau-pulau di Laut Aegea. Athena mengatakan perlu mempertahankan pulau-pulau itu—banyak di antaranya terletak dekat pantai Turki—dari serangan potensial dari armada besar kapal pendarat militer Turki. Turki mengatakan Yunani menempatkan pasukan di pulau-pulau di Laut Aegea yang melanggar perjanjian damai yang ditandatangani setelah Perang Dunia I dan II.