Australia baru saja melaksanakan pemilihan umum pada tanggal 21 Maret 2022. Namun, Perdana Menteri Australia sebelumnya yakni Scott Morisson secara mengejutkan mengalami kekalahan. Hampir sepertiga masyarakat Australia memilih partai hijau, independen, dan partai minoritas lainnya sebagai pilihan pertamanya.
Masyarakat Australia memilih untuk mendukung koalisi partai Buruh yang akhirnya dimenangkan oleh Anthony Albanese. Menyusul kekalahan tersebut, Morrison juga akan mundur sebagai pemimpin partai Liberal.
Hingga saat ini, partai Buruh meraih tambahan tujuh kursi menjadi total 72 kursi dari 151 anggota majelis. Jumlah ini masih bisa bertambah, di mana untuk menguasai mayoritas parlemen, partai Buruh hanya membutuhkan empat kursi lagi. Sisa perebutan 12 kursi masih diperebutkan karena baru sekitar 70% suara yang dihitung.
Scott Morrison dinilai berbeda dengan “citra” sebenarnya
Scott Morrison terkenal dengan politisi yang lebih berpengalaman dan “pembangun citra” untuk kepentingan dua partai besar di Australia. Morrison juga membentuk persona sebagai “tipikal ayah Australia” yang dapat dipercaya dan berupaya membangun ekonomi Australia dengan lebih baik.
Namun dalam proses kepemimpinan selama tiga tahun dan kampanye yang dilakukan, terlihat bahwa banyak pemilih tidak menyukai Morrison. Citra dan kepemimpinannya semakin menurun karena masyarakat terutama korban bencana alam menilai Morrison tidak mencerminkan seorang pemimpin. Morrison tidak ada di waktu yang seharusnya hadir, di mana Ia tidak mendengarkan permasalahan masyarakat, bahkan merespons masyarakat dengan emosi.
Selain pandangan dari warga terdampak bencana, kasus dugaan pelecehan seksual di pemerintahan yang ramai dibincangkan publik pun dinilai tidak ditangani dengan baik. Citra pria keluarga yang dapat dipercaya itu telah terkikis selama tiga tahun terakhir, terutama karena lebih banyak orang merasa bahwa citra ini hanyalah “sebuah citra” yang tidak asli dan tentu saja tidak dapat dipercaya.
Perdana Menteri Australia baru janjikan fokus pada isu perubahan iklim
Anthony Albanese dari Partai Buruh menjadi Perdana Menteri Australia ke-31 yang dilantik. Setelah dilantik, Albanese pergi ke Jepang untuk bertemu dengan sesama negara anggota QUAD, yakni AS, India, dan Jepang. Albanese menekankan bahwa dia akan berupaya “membawa serta masyarakat umum dalam upaya membuat perubahan yang lebih baik.”
Pendekatan dan fokus isu Albanese adalah isu lingkungan melalui upaya kerja sama dengan negara lain. Melihat pertemuan pertamanya dengan Biden, kondisi ini menunjukkan fokus Australia untuk membangun kerja sama dan hubungan aliansinya dengan AS serta membangun hubungan rekan di negara regional.
Isu lingkungan menjadi masalah utama bagi pemilih Australia karena bagian selatan Australia masih dalam proses pemulihan pasca kerusakan parah pada kebakaran “Black Summer” tahun 2019-2020, serta bencana banjir di Queensland dan New South Wales.
Selain itu, di beberapa kota lain mengalami banjir ‘sekali dalam 100 tahun’ yang malah terjadi dua kali dalam beberapa minggu. Seperti contoh di Lismore, sebuah kota di NSW yang berpenduduk hampir 30.000 orang, debit air sungai naik lebih dari 14 meter pada akhir Februari, menembus tanggul kota dan menggenangi rumah warga, sehingga ribuan warga terpaksa mengungsi.
Dengan berbagai permasalahan lingkungan ini, masyarakat mengkritik penanganan dari mantan PM Scott Morrison. Terutama jika dilihat, mayoritas politisi di partai koalisi Liberal-Nasional skeptis atas perubahan iklim.
Maka dari itu, masyarakat Australia menginginkan agar pemerintah mengambil langkah serius untuk mengatasi perubahan iklim.