Timor Leste sedang dilanda ketegangan politik yang mengakibatkan terhambatnya upaya penurunan angka kemiskinan, korupsi, dan pemanfaatan sumber daya domestik. Dilansir Deutsche Welle, kondisi di Timor Leste disebabkan keputusan presiden Guterres, yang juga kembali bersaing dalam pemilu tahun 2022, untuk menunda penunjukkan menteri dari Kongres Nasional Rekonstruksi Timor Leste (CNRT) untuk jabatan penting di kabinet.
Meskipun begitu, pelaksanaan pemilihan umum calon presiden (pemilu capres) tetap dilaksanakan beberapa waktu lalu. Pemilihan yang dilaksanakan tanggal 19 Maret tersebut berlangsung hingga pukul tiga sore waktu setempat.
Negara dengan penduduk sekitar 1,3 juta tersebut mengadakan pemilihan umum kelima sejak Timor Leste merdeka dari Indonesia. Diperkirakan sekitar 20 persen pemilih merupakan pemuda yang baru menggunakan haknya.
Capres diikuti 16 Kandidat, mulai dari petahana hingga calon presiden wanita
Sebanyak 16 kandidat calon presiden mengikuti ajang pemilu Presiden Timor Leste tahun 2022 ini. Mulai dari presiden Francisco Guterres yang kembali maju, peraih Nobel Perdamaian Jose Ramos-Horta, mantan pendeta, aktivis, hingga tokoh politik lainnya.
Bahkan, terdapat empat wanita yang turut mencalonkan diri menjadi presiden yakni Angela Freitas, Armanda Berta dos Santos, Isabel Fereira, dan Milena Pires. Freitas berasal dari Partai Buruh, sedangkan Santos merupakan pemimpin Partai Kmanek Haburas Unidade Nasional Timor Oan (KHUNTO).
Freira merupakan istri Perdana Menteri Taur Matan Ruak, sedangkan Pires merupakan aktivis serta mantan wakil tetap Timor Leste untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ramos-Horta dan Guterres menjadi favorit pemenang
Jajak pendapat yang dirilis Universitas Nasional Timor Leste menghasilkan bahwa Ramos-Horta dan Guterres menjadi calon favorit calon presiden Timor Leste. Ramos-Horta memimpin tingkat elektabilitas hingga 39 persen dibandingkan calon lainnya.
Tidak beda jauh, hasil perolehan sementara juga menunjukkan hasil yang sama. Per 21 Maret, Jose Ramos-Horta memimpin keunggulan sementara dengan meraih 44 persen suara dari total 50 persen suara yang dihitung hingga Minggu malam. Di sisi lain, Guterres sementara meraih suara 22,66 persen. Kandidat lainnya tidak mencapai 10 persen dukungan suara.
Jika tidak ada kandidat yang mampu meraih 50 persen suara, maka pemilu presiden akan melalui putaran kedua yakni tanggal 19 April. Pemilihan kedua ini hanya akan diikuti oleh dua kandidat dengan perolehan suara terbesar. Pemenang suara pemilu akan menjabat per tanggal 20 Mei 2022.
Update
Hasil perhitungan akhir menunjukkan Jose Ramos-Horta meraih 46.58 persen suara, sedangkan Guterres yang kurang dari setengah raihan Ramos-Horta.
Hasil kurang dari 50 persen membuat dua kandidat tersebut bersaing di putaran kedua nanti tanggal 19 April. Guterres menyatakan dirinya akan membentuk aliansi dengan partai yang tidak memenuhi kualifikasi untuk putara kedua.