Hari wanita internasional (International Women’s Day atau IWD) dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 8 Maret untuk untuk menandai dan merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya dan politik wanita dan meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan wanita, mempercepat kesetaraan gender.
Tahun ini, tema yang diangkat oleh kelompok pro feminism adalah #BreaktheBias. Hal ini dikarenakan wanita sering merasa sulit untuk maju karena sikap bias terhadap gender. Tema ini menyerukan tindakan melawan bias yang harus dihadapi wanita setiap hari. PBB sendiri menyatakan bahwa mereka akan merayakan hari wanita internasional dengan tema “Kesetaraan gender hari ini untuk masa depan yang berkelanjutan“.
PBB sendiri menyatakan bahwa wanita mengalami dampak terbesar dari krisis iklim karena memperkuat ketidaksetaraan gender yang ada dan menempatkan kehidupan dan mata pencaharian wanita dalam risiko. Di seluruh dunia, wanita lebih bergantung pada sumber daya alam, namun memiliki lebih sedikit akses terhadap hal-hal tersebut. Belum lagi menjadi korban dari berbagai kejadian seperti di wilayah konflik yang menyulitkan wanita untuk mendapatkan hak-haknya.
Perayaan ini dimulai pada tahun 1911, ketika kehidupan sosial didominasi oleh kaum pria dan sistem patriarki yang dirasa tidak adil bagi kaum wanita. Pada tahun-tahun tersebut terjadi penyebaran ideologi seperti marxisme dan juga kegiatan hak pilih. Sebelumnya, gender merupakan aspek penentu berbagai hal, seperti jam kerja, gaji, dan juga hak suara yang berbeda dengan kaum pria. Hingga pada tahun 1908, sekitar 15.000 wanita berdemonstrasi di New York, AS untuk menuntut berbagai hak wanita. Pada tahun 1909, Hari Wanita Nasional pertama diperingati pada tanggal 28 Februari di Amerika Serikat sesuai dengan dekrit Partai Sosialis Amerika.
Feminisme sebagai Teori Hubungan Internasional?
Dalam dunia hubungan internasional, teori feminisme juga lahir dari kenyataan bahwa dunia politik dan internasional didominasi oleh pria dan sifat-sifat yang umumnya dimiliki pria. Feminisme lahir untuk merekonstruksi gender dalam dunia hubungan internasional dan merubah pandangan dan pendekatan negara-negara dalam berinteraksi. Hal ini dikarenakan gender merupakan sebuah konsep yang dikonstruksi secara sosial, bukan secara biologis. Pada dasarnya, feminisme berusaha membuat wanita “terlihat” di panggung internasional dan menyumbang pemikiran berbasis gendernya.
Untuk memperingatinya, IWD menjadi hari libur resmi di berbagai negara termasuk Armenia, Burkina Faso, Kamboja, Kuba, Georgia, Kazakhstan, Kirgistan, Mongolia, Nepal, Turkmenistan, Uganda, Ukraina, Uzbekistan, dan Vietnam.