Pasca Tsunami Tonga, Australia dan New Zealand Beri Bantuan Kemanusiaan
Tsunami Tonga dipicu oleh letusan Gunung api Tonga yang terjadi sebanyak dua kali, erupsi pertama kali pada Jum’at (14/1) dan memuntahkan gumpalan abu vulkanik setinggi 20 km ke udara. Letusan kedua terjadi pada Sabtu (15/1) waktu setempat mengirimkan segumpal abu ke langit dan memicu peringatan gelombang 1,2 M (4 kaki) mencapai Tonga. Letusannya begitu keras sehingga bisa terdengar di Selandia Baru, sekitar 2.383 km (1.481 mil) dari Tonga, yang mana memicu tsunami Tonga dan berdampak pada sejumlah Wilayah lainnya di Pasifik.
Gambar satelit menunjukkan secara dramatis letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai yang panjang dan bergemuruh memuntahkan asap dan abu ke udara, dengan gemuruh yang terdengar 10.000 km (6.000 mil) jauhnya di Alaska. Letusan ini telah menutupi pulau-pulau Pasifik dalam abu, memutus aliran listrik dan jaringan komunikasi seperti telepon dan internet yang membuat sebagian besar warga tidak terjangkau dalam kepanikan.
Negara-negara Pasifik dan kelompok-kelompok kemanusiaan berjuang untuk membangun komunikasi dengan Tonga pada hari Minggu pasca letusan gunung berapi yang memicu tsunami memutuskan sambungan telepon dan internet, yang meningkatkan kekhawatiran bagi negara pulau kecil itu. Australia dan Selandia Baru mengirimkan pesawat pengintai pada hari Senin (17/1) untuk menilai kerusakan di Tonga.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan pada hari Minggu (16/1) bahwa tsunami telah menyebabkan “kerusakan yang signifikan” terhadap ibu kota negara kepulauan Nuku’alofa dan menutupinya dengan debu. PM Jacinda Ardern telah memberikan komitmennya menyiapkan $ 500.000 dan juga sebuah kapal Angkatan Laut Selandia Baru siap untuk dikerahkan guna memberikan bantuan jika diperlukan. Menteri Pertahanan Selandia Baru Peeni Henare mengatakan pada konferensi pers di Auckland bahwa listrik telah dipulihkan di sebagian besar Nuku’alofa dan beberapa komunikasi telah tersambung kembali. Selandia Baru akan mengirimkan sebuah Hercules C-130 untuk mengirimkan bantuan esensial setelah hasil pengecekkan dan armada angkatan laut juga akan dikerahkan guna membantu upaya kemanusian.
Adapun Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) memperkirakan terdapat 80.000 orang di seluruh Tonga yang terkena dampak letusan ataupun dari gelombang tsunami dan genangan akibat letusan, disampaikan oleh Kepala Delegasi Pasifik IFRC Katie Greenwood. “Palang Merah memiliki persediaan bantuan yang cukup untuk mendukung 1.200 rumah tangga dengan barang-barang penting seperti terpal, selimut, peralatan dapur, peralatan tempat tinggal dan peralatan kebersihan,” tambah Katie. Organisasi Palang Merah sedang memobilisasi jaringan regionalnya untuk menanggapi apa yang disebut sebagai letusan gunung berapi terburuk yang pernah dialami Pasifik dalam beberapa dekade.
Adapun efek Tsunami Tonga ini memicu peringatan tsunami di beberapa negara Pasifik lainnya seperti Samoa Amerika, Selandia Baru, Fiji, Vanuatu, Chili dan Australia – di mana pihak berwenang mengatakan sebagian garis pantai, termasuk Sydney, dapat terkena gelombang tsunami. BMKG jepang mengeluarkan peringatan tsunami untuk prefektur timur laut Iwate dan pulau barat daya Amami dan Tokara di Prefektur Kagoshima, serta melakukan evakuasi terhadap hampir 230.000 penduduknya untuk pindah ke tempat tinggi karena ancaman tsunami. Selain itu, peringatan tsunami dikeluarkan pula untuk seluruh wilayah Pantai Barat AS – dari dasar California hingga ujung pulau Aleutian Alaska, sementara gelombang tsunami memicu “banjir kecil” di Hawaii.