Negara-negara di wilayah Indo-Pasifik semakin memperkuat kerja sama pertahanan antar negara. Negara Jepang dan Australia pada Kamis (6/1) menandatangani kerja sama untuk mempererat kerja sama pertahanan dikarenakan kekuatan China.
Peningkatan kekuatan militer dan ekonomi China semakin membuat negara Indo-Pasifik mendekat secara militer. Maka dari itu, keputusan ini menunjukkan bahwa China, secara militer, dianggap sebagai potensi ancaman bagi kestabilan regional di Indo-Pasifik.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, dan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, bertemu secara virtual untuk melegalkan kerja sama yang sudah berlangsung selama beberapa tahun tersebut.
Pada saat ini, Australia sedang gencar-gencarnya membangun hubungan militer dengan negara Indo-Pasifik dan Barat lainnya. Sebelumnya, Australia juga sudah bekerja sama dengan Korea Selatan, India, bahkan dengan Inggris dan Amerika Serikat. Australia juga begabung dalam Quadrilateral Security Dialogue (QUAD) dan Australia, the United Kingdom and the United States (AUKUS) yang juga berfokus pada wilayah Indo-Pasifik.
Kekhawatiran Australia berkaitan dengan China, termasuk tindakan di Laut China Selatan, Taiwan, dan konflik perbatasan lain. Eskalasi perbatasan di wilayah perairan ini berpotensi juga dalam menghambat jalur suplai dagang Australia dan negara lainnya.
Persamaan kepentingan dan ancaman yakni China membuat adanya upaya pembentukan kerja sama. Keputusan ini menunjukkan upaya strategis Australia untuk memperdalam hubungan keamanan termasuk kepercayaan dengan negara sekitarnya dan rekan dekatnya.
Kerja sama Pertahanan Australia-Jepang, Semakin Mendalam?
Australia dan Jepang sama-sama sedang membangun kerjasama berkaitan ‘akses resiprokal.’ Reciprocal Access Agreement (RAA) akan membuka jalan bagi militer kedua negara untuk meningkatkan pelatihan bersama dan menampung pasukan satu sama lain.
Perjanjian tersebut membuat Australia sebagai negara kedua setelah Amerika Serikat yang menandatangani perjanjian pertahanan dengan Jepang. Hal ini berarti tentaranya dapat dengan mudah memasuki Jepang di mana mereka diharapkan untuk terlibat dalam kegiatan pelatihan bersama.
Jepang juga dikabarkan sedang dalam pembicaraan dengan Inggris dan Prancis tentang perjanjian pertahanan serupa. Kishida juga telah berjanji untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan karena meningkatnya kekhawatiran tentang klaim teritorial China di wilayah teritorialnya.
“Babak baru kerja sama pertahanan antara Australia dan Jepang penting karena melihat kondisi dan tantangan baru di wilayah global, terutama Indo-Pasifik,” kata Morrison. Morrison juga menambahkan bahwa kerja sama ini akan menjadi kerangka yang jelas untuk meningkatkan interoperabilitas dan kerja sama antara kedua kekuatan Jepang-Australia,” kata Morrison.
Tidak lupa, PM Australia juga menekankan adanya persamaan nilai dan komitmen terkait demokrasi dan hak asasi manusia. Termasuk juga persamaan kepentingan dalam mendukung wilayah Indo-Pasifik yang terbuka, bebas, dan memiliki ketahanan.
Dengan begitu, perjanjian Australia-Jepang akan meningkatkan kemampuan Tokyo dan Canberra untuk melakukan latihan militer bersama di Jepang dengan Amerika Serikat.