Setelah masuk ke dalam perairan, kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir biasanya tetap berada di bawah air selama dua bulan lebih, salah satunya adalah kapal selam SSBN kelas Ohio milik Angkatan Laut Amerika Serikat.
Tidak seperti kapal selam kelas lainnya seperti kelas Los Angeles atau Virginia, kapal selam kelas Ohio yang dilengkapi radar nuklir tidak biasanya muncul di depan umum bahkan di perairan AS atau di pelabuhan sekutu utama Amerika, Inggris.
Tetapi pada Kamis lalu waktu Asia setempat, Komando Pusat AS mengatakan bahwa komandannya, Jenderal Michael Kurilla, telah mengunjungi kapal selam rudal balistik kelas Ohio USS West Virginia (SSBN 736) di lokasi yang dirahasiakan di perairan internasional di Laut Arab.[1]
Menurut Nikkei Asia, jarak kapal selam itu berada di tengah-tengah dan dengan jarak yang sama ke wilayah China dan Rusia. Naiknya kapal SSBN 736 ke permukaan ini bertepatan dengan pertemuan kongres Partai Komunis China dimana Xi Jinping diberi jabatan ketiganya untuk memerintah China.
Pada pertemuan Kongres tersebut, Xi Jinping diberikan masa jabatan presiden untuk ketiga kalinya yang belum pernah terjadi sama sekali. Dalam kongres itu Xi Jinping juga mengatakan keinginannya untuk menyatukan kembali Taiwan dengan China daratan, menyebutnya sebagai “misi bersejarah” bagi Partai Komunis China dan tidak segan akan menggunakan kekuatan militernya jika diperlukan.
Dalam beberapa waktu terakhir, Angkatan Laut dan udara China terlihat berpatroli di dekat wilayah kedaulatan Taiwan. Menyebabkan ketegangan antara Taiwan dan China dan tidak luput dari kekhawatiran AS yang terus memberikan sinyal dukungannya kepada Taiwan.
Pada 19 Oktober lalu, Laksamana Mike Gilday, Kepala Operasi Angkatan Laut AS, mengatakan persiapan untuk invasi Angkatan Laut China harus segera dilakukan, merujuk pada tindakan China terhadap Taiwan yang mulai terlihat “ofensif”. Gilday juga bahkan mengatakan rencananya ini kepada anggota NATO bahwa kemungkinan itu dapat terjadi dalam waktu dekat jika tidak dicegah.
Penampilan SSBN sebelumnya juga pernah muncul sekitar sebulan setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa Rusia akan mempertahankan integritas teritorialnya “dengan segala cara” setelah menderita serangkaian kerugian di medan perang di Ukraina Timur dan meningkatkan ancaman penggunaan senjata nuklir oleh Moskow.
Kecepatan kapal selam SSBN sendiri diklasifikan informasinya, namun setelah kemunculan kapal tersebut sebulan sebelum pidato Putin, minggu lalu, kapal tersebut telah berada di Laut Arab melalui jalur yang “panjang”, karena kapal selam siluman ini tidak mungkin melewati chokepoints dangkal seperti Terusan Panama, Terusan Suez, dan Selat Malaka, namun diperkirakan harus melakukan perjalanan melalui Tanjung Harapan, Afrika Selatan.
“Samudra Hindia, termasuk Laut Arab, adalah wilayah operasi laut paling jauh dari benua AS,” kata salah satu sumber angkatan laut.[2] Hal ini secara tidak langsung memperlihatkan kehebatan teknologi militer AS, memperlihatkan kemampuan kapal selamnya dapat menjelajah lautan dengan waktu yang cepat dan jarak tempuh yang jauh.
Baik lawan-lawan AS, kini telah melihat “demonstrasi langsung dari kemampuan kapal, yang mampu beroperasi secara global di bawah Komando Strategis AS,” Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa pihaknya tengah memantapkan strategi untuk menghadapi berbagai ancaman geopolitik. “Secara teratur mengevaluasi kesiapan dan memposisikan kemampuan strategis kami, termasuk SSBN, untuk memastikan kami mempertahankan kemampuan operasional dan dukungan untuk memenuhi kewajiban kami dan menyediakan pencegahan yang efektif,” menurut penjelasan dari Departemen Pertahanan AS dilansir dari Nikkei Asia.[3]
Apa yang AS Coba Perlihatkan?
Langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya di kawasan Samudra Hindia, kira-kira berjarak sama dari Moskow dan Beijing, membuat para analis merenungkan untuk siapa sinyal tersebut ditujukan dan untuk apa pesannya.
Mantan awak kapal selam Tom Shugart mencatat bahwa Laut Arab kira-kira memiliki jarak yang sama dari Beijing dan Moskow, dan pesan itu bisa ditujukan kepada keduanya “Mungkin itu hanya untuk menunjukkan kepada siapa pun yang perlu diingatkan bahwa AS bersedia dan mampu mengirim SSBN ke hampir semua wilayah laut yang dipilihnya, tanpa terdeteksi,” katanya lewat Twitter.
Namun, secara teknis, lokasi muncul kepermukaannya kapal SSBN tersebut “sedikit terlalu dekat dengan Iran” menurut seorang senior di Center for a New American Security. Iran sendiri di sisi lain tengah memiliki hubungan yang kurang baik dengan AS akibat tidak berjalannya restorasi perjanjian nuklir dan terjadinya demonstrasi besar-besaran. Pelanggaran HAM kepada demonstran yang dilakukan pemerintah Iran sendiri kini menjadi fokus utama AS.
Tetsuo Kotani, seorang rekan senior di Institut Hubungan Internasional Jepang dan profesor studi global di Universitas Meikai, mengatakan ini mungkin pertama kalinya kehadiran SSBN dipublikasikan di Samudra Hindia. Ia juga menyebutkan bahwa kemungkinan AS mengirim pesan “ancaman” ini kepada China, rival terbesar AS saat ini.[4]
Sementara itu, Collin Koh, seorang peneliti di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam Singapura, mengatakan pesan itu kemungkinan lebih ditujukan ke Rusia daripada China. Koh mengatakan tujuan AS adalah sebagai pencegahan terhadap tindakan Rusia ke depannya.
Namun, strategi ini memperlihatkan bahwa politik secara global menjadi penting bagi AS, negara yang kerap disebut sebagai polisi dunia. Munculnya kapal selam di perairan Arab merupakan strategi yang tepat untuk mengancam pihak-pihak yang tengah berseteru dan tidak memiliki kebijakan luar negeri sesuai dengan kemauan AS. Menimbulkan deterrence effect tentu menjadi salah satu agenda yang dapat diyakini, tetapi kepada siapa khususnya pesan tersebut ditujukan, interpretasinya masih terpecah.
[1] Ken Moriyasu, “Stealthiest U.S. submarine makes rare appearance in Arabian Sea”, Nikkei Asia, 20 Oktober 2020, https://asia.nikkei.com/Politics/International-relations/Indo-Pacific/Stealthiest-U.S.-submarine-makes-rare-appearance-in-Arabian-Sea
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] Ibid.