Rudal Korea Utara mendarat di lepas pantai Korea Selatan untuk pertama kalinya, memicu peringatan serangan udara
Militer Korea Selatan pada hari Rabu (2/11) mengeluarkan pernyataan mengecam peluncuran rudal pertama Korea Utara ke daerah yang dekat dengan perairan teritorial Korea Selatan sejak pembagian semenanjung itu lebih dari tujuh dekade lalu, menyebutnya sebagai tindakan yang “tidak dapat ditoleransi”.
Sebuah rudal balistik Korea Utara mendarat kurang dari 60 kilometer di lepas pantai Korea Selatan pada hari Rabu (2/11) waktu setempat. Hal ini merupakan pertama kalinya sebuah uji coba nyata Rudal Korea Utara melintasi perbatasan maritim de facto dengan Korea Selatan, yang memicu peringatan serangan udara, kata para pejabat.
Rudal itu adalah salah satu dari tiga rudal balistik jarak pendek (SRBM) yang ditembakkan dari daerah pesisir Korea Utara, Wonsan ke laut, kata Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan. JCS mengatakan tembakan rudal dari sebuah situs di atau sekitar kota pesisir timur Wonsan di Korea Utara terdeteksi sekitar pukul 08:51.
“Peluncuran rudal Korea Utara, yang menandai pertama kalinya sejak pembagian semenanjung yang mendarat di dekat perairan teritorial kami di selatan Garis Batas Utara, sangat jarang dan tidak dapat ditoleransi,” kata JCS dalam siaran pers. “Militer kami bersumpah untuk menanggapi dengan tegas (provokasi) ini,” tambahnya.
JCS mengatakan setidaknya satu rudal mendarat 26 kilometer di selatan Garis Batas Utara (NLL), perbatasan maritim antara Korea Selatan dan Korea Utara yang disengketakan. Rudal itu mendarat 57 kilometer dari kota Sokcho di Korea Selatan, di pantai timur, dan 167 kilometer dari Ulleung dekat Dokdo. Rudal ini terlihat menuju ke sebuah pulau sebelum jatuh ke laut internasional, mendorong pemerintah setempat untuk mengeluarkan peringatan serangan udara. Sirene meraung di Pulau Ulleung sekitar pukul 8:55 pagi, membuat penduduk bergegas ke ruang bawah tanah dan tempat penampungan.
Provokasi terbaru Korea Utara dipicu oleh keberadaan Seoul dan Washington sedang melakukan latihan Vigilant Storm yang melibatkan lebih dari 240 pesawat melintasi langit semenanjung itu dalam upaya untuk memperkuat sikap pencegahan terhadap ancaman Korea Utara. Pyongyang telah lama mengecam latihan militer gabungan antara Seoul dan Washington sebagai latihan untuk invasi.
Ketegangan telah meningkat di semenanjung itu dalam beberapa pekan terakhir dengan Korea Utara yang melakukan beberapa peluncuran rudal dan tembakan artileri di tengah kekhawatiran yang berkembang bahwa negara itu akan segera melakukan uji coba nuklir ketujuh.