Bali Airshow 2024 Memberikan Peluang Untuk Dirgantara Indonesia
Pada 18 September 2024, Bali Interntional Airshow (BIAS) 2024 dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Pandjaitan di Bandara Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Sebelum pidatonya, BIAS dibuka dengan akrobat 14 manuver yang dilakukan oleh Tim Aerobatik Jupiter dari TNI AU menggunakan pesawat KT-6 Wongbee.
Dalam pidato pembukaannya, Luhut menyampaikan bahwa acara ini dapat menjadi unjuk gigi Indonesia sebagai negara yang memiliki kompetensi dan daya saing dalam sektor kedirgantaraan. Selain itu, Luhut juga menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menjamin keberlangsungan industri dirgantara di tanah air karena industri tersebut penting untuk Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan. Sementara itu, Asisten Potensi Dirgantara (Aspotdirga) KSAU Marsda Andi Wijaya menyatakan bahwa BIAS dilakukan untuk meningkatkan industri dirgantara dan menjaga hubungan diplomatik antarmiliter.
Menanggapi berlangsungnya acara ini, CEO PT. Inaro Tujuh Belas Andy Wismarsyah menegaskan bahwa BIAS bukanlah ajang jual beli pesawat melainkan sebagai wadah bagi pemangku kebijakan untuk bertukar ide atau teknologi. Selain itu, Andy juga menyampaikan bahwa acara ini merupakan party untuk orang-orang penerbangan di Indonesia karena acara ini merupakan tempat berbagi ide dan teknologi kedirgantaraan. Acara ini menghadirkan pesawat terbang dan helikopter yang dimiliki Indonesia dan negara lain seperti AS365 Dauphin, F-35A Lightning, N-219 Nurtanio, Su-27/30 Flanker, dan Airbus A400M. Selain pesawat, acara ini juga dihadiri oleh berbagai perusahaan penerbangan ternama seperti Airbus, Bell Helicopters, Boeing, Lion Air, PT. Dirgantara Indonesia (PTDI), Textron, dan Dassault Aviation.
BIAS sendiri merupakan sebuah pameran dirgantara yang telah direncanakan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 2022. Sebelumnya, Indonesia pernah melaksanakan pameran dirgantara pada tahun 1986 dan tahun 1996. Dalam mempersiapkan pameran ini, Menko Luhut meminta PT. Angkasa Pura sebagai salah satu penyelenggara, untuk harus mempelajari pengalaman yang didapatkan dari Indonesian Air Show (IAS) tahun 1996. Pameran ini diperkirakan akan menarik sekitar 6,000 pengunjung dari 35 negara dan bertujuan untuk menunjukkan potensi kedirgantaraan Indonesia serta meningkatkan investasi dan kerja sama industri dirgantara