Menteri Luar Negeri Israel sangat marah kepada Irlandia atas beberapa masalah, termasuk mendukung kasus Afrika Selatan terhadap genosida Israel terhadap Gaza di hadapan Mahkamah Internasional. Mereka juga sangat marah atas “pengakuan kemungkinan negara Palestina di masa depan.”
Kementerian Luar Negeri Israel mengecam Perdana Menteri baru Irlandia, Simon Harris,di mana Israel mengatakan bahwa Harris lupa untuk “menyebutkan 133 tawanan Israel yang telah membusuk di terowongan Hamas selama enam bulan terakhir.”
Menteri Luar Negeri Irlandia, Micheal Martin, juga menyatakan bahwa penundaan pengakuan Palestina “tidak kredibel dan tidak bisa diundur lebih lama lagi.” Tidak hanya itu, Irlandia juga menyatakan akan mengundang negara lainnya melalui inisiasi formal untuk perdamaian agar pengakuan negara Palestina akan terjadi.
Sebelumnya, Irlandia menjadi negara Eropa pertama yang mengakui Organisasi Pembebasan Palestina (PLO atau Palestine Liberation Organization) dan pengkritik Israel di Uni Eropa (UE), juga pemerintahan baru Swedia menyatakan bahwa mereka akan mengakui Palestina. Selain itu, Dewan Rakyat di Inggris sudah mendukung resolusi tidak mengikat untuk mendorong London melakukan tindakan yang sama seperti Irlandia. Spanyol melalui Partai Pekerja Sosialis mengajukan proposal untuk mendorong Kongres Spanyol mengakui Palestina, namun jadwal untuk pemungutan suara belum ditentukan. Negara Malta dan Slovekia juga turut mendukung intensi melakukan tindakan serupa.
Senator Irlandia, Averil Power, dari partai sayap kanan-tengah, mengatakan “Rekan-rekan, dua puluh tahun setelah Perjanjian Oslo, prospek mencapai solusi dua negara tampaknya semakin jauh dari tahun sebelumnya. Dan alasannya adalah karena Israel telah melakukan segala yang mereka bisa untuk merusak kemungkinan hasil seperti itu. Sambil berpura-pura berbicara tentang perdamaian, Israel terus meningkatkan pendudukan ilegalnya di Palestina.”
Dukungan Irlandia bukanlah hal baru karena sejak beberapa dekade lalu, dukungan masyakat meningkat terhadap Palestina.