Militer Israel pada hari Senin (1/4/2024) mundur dari rumah sakit terbesar di Gaza, Shifa, setelah melakukan serangan dua minggu, meninggalkan beberapa jenazah dan sejumlah besar kerusakan, menurut warga Palestina.
Militer Israel telah menggambarkan serangan terhadap Rumah Sakit Shifa sebagai salah satu operasi paling sukses dalam perang hampir enam bulan itu. Militer mengatakan telah membunuh puluhan anggota Hamas dan militan lainnya, termasuk operator senior, dan telah mengambil senjata serta intelijen berharga.
Badan kesehatan PBB mengatakan beberapa pasien meninggal dan puluhan orang lainnya terancam selama serangan, yang membawa lebih banyak kerusakan ke rumah sakit yang sudah hampir berhenti berfungsi. Mohammed Mahdi, yang termasuk ratusan warga Palestina yang kembali ke area itu, menggambarkan pemandangan “kerusakan total.” Dia mengatakan beberapa bangunan telah terbakar dan bahwa ia telah menghitung enam jenazah di area itu, termasuk dua di halaman rumah sakit.
Rekaman video yang beredar di internet menunjukkan bangunan yang rusak parah dan terbakar, tumpukan tanah yang telah digali oleh buldoser dan pasien di tandu di lorong-lorong yang gelap.
Warga lain, Yahia Abu Auf, mengatakan masih ada pasien, petugas medis, dan orang-orang yang mengungsi di dalam kompleks medis setelah beberapa pasien telah dibawa ke Rumah Sakit Ahli yang terdekat. Dia mengatakan buldoser militer telah meratakan sebuah pemakaman darurat di halaman Shifa. “Kondisinya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata,” katanya. “Okupasi menghancurkan semua rasa kehidupan di sini.”
Israel telah menuduh Hamas menggunakan rumah sakit untuk tujuan militer dan telah melakukan serangan ke beberapa fasilitas medis. Militer mengatakan telah meluncurkan serangan ke Shifa setelah Hamas dan militan lainnya berkumpul di sana.
Pejabat kesehatan di Gaza membantah tuduhan tersebut. Para kritikus menilai militer telah membahayakan warga sipil dan menghancurkan sektor kesehatan yang sudah overload dengan korban perang. Palestina mengatakan pasukan Israel secara paksa mengungsikan rumah-rumah di dekat Rumah Sakit Shifa di pusat Kota Gaza dan memaksa ratusan warga untuk berjalan ke selatan.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan lebih dari seratus pasien masih berada di dalam kompleks, termasuk empat anak dan 28 pasien kritis. Dia juga mengatakan tidak ada popok, kantong urine, atau air untuk membersihkan luka, dan bahwa banyak pasien menderita luka terinfeksi dan dehidrasi.
Militer sebelumnya telah menyerbu Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, pada bulan November, setelah mengatakan bahwa Hamas memelihara pusat komando dan kontrol yang rumit di dalam dan di bawah kompleks tersebut. Militer mengungkapkan sebuah terowongan yang berjalan di bawah rumah sakit yang mengarah ke beberapa ruangan, serta senjata yang dikatakan telah disita dari dalam bangunan medis, tetapi tidak ada yang sebesar yang dituduhkan sebelum serangan.