Saling Tuduh, Rusia Bantah Mengembangkan Senjata Nuklir di Luar Angkasa
Badan intelijen Amerika memberi tahu sekutu terdekat mereka di Eropa bahwa jika Rusia berencana meluncurkan senjata nuklir ke orbit, maka kemungkinan besar hal tersebut akan dilakukan tahun ini — tetapi ada juga kemungkinan Rusia meluncurkan “dummy” warhead yang tidak berbahaya ke orbit.
Badan intelijen Amerika memiliki perbedaan pendapat tentang apa yang direncanakan Presiden Rusia Vladimir V. Putin. Sebelumnya, Putin sudah menolak tuduhan bahwa dia bermaksud menempatkan senjata nuklir di orbit. Selama pertemuan dengan menteri pertahanan Rusia, Sergei K. Shoigu, Putin mengatakan Rusia selalu “menentang” isu menempatkan senjata nuklir di luar angkasa, dan telah menghormati Traktat Luar Angkasa 1967, yang melarang persenjataan luar angkasa, termasuk penempatan senjata nuklir di orbit. “Kami tidak hanya meminta agar perjanjian yang ada di area ini diindahkan,” katanya “tetapi kami telah mengusulkan untuk menguatkan upaya bersama ini.”
Putin memperkuat peran sentral yang diyakininya dimainkan oleh arsenal nuklir Rusia dalam pertahanan negara: Saat mengunjungi pabrik penerbangan, ia naik ke ruang bom pesawat pengebom strategis Tu-160M, yang paling modern dalam armada Rusia.
Senjata luar angkasa berbeda dengan arsenals Rusia atau Amerika, di mana peralatan militernya tidak akan dirancang untuk menyerang kota-kota atau situs militer, atau tempat apa pun di Bumi. Sebaliknya, nuklir di wilayah satelit mampu menghancurkan gerombolan satelit komersial dan militer yang beredar di sekitarnya di orbit bumi rendah, termasuk yang seperti Starlink yang sedang mengubah kemampuan komunikasi global.
Kemampuan Ukraina untuk menghubungkan pemerintahannya, militer, dan kepemimpinan melalui Starlink memainkan peran kritis dalam kelangsungan hidup negara itu dalam beberapa bulan pertama setelah invasi Rusia. Menurut dua pejabat senior yang diberi informasi tentang penilaian intelijen yang diberikan Amerika kepada sekutu, pejabat Amerika telah mengatakan bahwa Putin mungkin percaya bahwa ancaman gangguan massal — bahkan jika hal tu berarti akan meledakkan satelit Rusia sendiri. Bomber Tu-160 yang dikembangkan oleh Putin berencana menjatuhkan bom-bomnya di Amerika Serikat atau sebuah negara NATO, reaksi cepat akan dilakukan. Tetapi pejabat Amerika telah memberi tahu rekan-rekan mereka, Putin mungkin percaya bahwa doktrin Perang Dingin lama tentang “penghancuran saling menghancurkan” tidak akan berlaku di luar angkasa: Tidak ada yang akan mempertaruhkan perang atas meledakkan satelit, terutama jika tidak ada korban manusia.
Namun, kekhawatiran di Washington cukup tinggi sehingga Menteri Luar Negeri Antony J. Blinken memperingatkan rekan-rekan Tiongkok dan India akhir pekan lalu bahwa jika senjata nuklir pernah diledakkan di orbit bumi, maka tindakan itu akan turut menghancurkan satelit mereka juga. AS mendesak mereka untuk menggunakan pengaruh mereka kepada Mr. Putin untuk mencegah senjata itu dari pernah dikerahkan.