China menunjuk diplomat veteran Wang Yi sebagai menteri luar negeri baru pada akhir Juli, mencopot Qin Gang setelah absen secara misterius selama satu bulan dari muka internasional. “Pemecatan Qin tanpa penjelasan telah meninggalkan rumor dan spekulasi tentang kepergiannya,” kata Dali Yang, seorang profesor ilmu politik di University of Chicago, dilansir dari Reuters.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan hilangnya Qin karena alasan kesehatan, namun Beijing tidak merinci detail apapun yang kemudian menimbulkan spekulasi dan perhatian pada pemerintah China atas ketidaktransparanan pengambilan keputusan dari Partai Komunis China.
Wang Yi sebelumnya adalah menteri luar negeri China. Ia menjabat dari tahun 2013 hingga tahun 2022 sebelum digantikan oleh Qin Gang. Sebelum Wang secara resmi menggantikan Qin, ia telah ditunjuk sebagai pengganti menteri luar negeri pada pertemuan penasihat keamanan nasional negara-negara BRICS di Johannesburg.
Absennya Qin telah membuat Wang menjadi aktor utama dalam diplomasi formla China. Ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken bertemu Qin pada 18 Juni, dimana pembicaraan keduanya digambarkan sebagai “terus terang, substantif, dan konstruktif.” Bahkan Blinken kemudian bertemu Wang di sela-sela pertemuan regional di Jakarta tanpa kehadiran Qin.
Media pemerintah China tidak mengatakan mengapa Qin “disingkirkan” dan kementerian luar negeri China tidak menanggapi permintaan komentar. Namun, hilangnya Qin bukanlah ketidakhadiran pejabat China pertama yang tidak dapat dijelaskan. Menteri Perindustrian Xiao Yaqing menghilang dari pandangan publik selama hampir sebulan tahun lalu sebelum terungkap dia sedang diselidiki karena korupsi.
Kemisteriusan dimana Qi kini berada baru-baru ini juga meningkat karena artikel tentang kegiatan Qin Gang telah dihapus dari situs kementerian luar negeri, namun kembali muncul beberapa waktu kemudian yang memperlihatkan aktifitas kenegaraan terakhirnya terjadi pada 25 Juni lalu untuk bertemu pejabat Vietnam.
Qin adalah salah satu menteri luar negeri termuda China yang dikabarkan terjadi karena kedekatannya dengan pemimpin utama China, Xi Jinping. Sebelum menjadi menlu, Qin telah dua kali menjadi juru bicara kementerian luar negeri, antara 2006-2014, dan kepala petugas protokol dari 2014-2018, hingga akhirnya ditempatkan di Washington sebagai duta besar pada Juli 2021.