Prajurit Kelas Dua Amerika Serikat, Travis King dijadwalkan kembali untuk menghadapi konsekuensi disipliner setelah menjalani hukuman penjara di Korea Selatan, tetapi ia meninggalkan bandara Korea Selatan, mengikuti tur perbatasan dan melarikan diri untuk menyebrang ke arah wilayah kedaulatan Korea Utara.
Angkatan Darat AS telah menjalankan penyelidikan atas insiden tersebut, tetapi para pejabat terkait menjelaskan bahwa prioritas pertama mereka adalah mengamankan pembebasan tentara tersebut. Pihak AS justru mengkhawatirkan apa yang pihak Korea Utara akan lakukan kepada prajuritnya itu. “Itu membuat saya sangat, sangat prihatin bahwa Private King berada di tangan otoritas Korea Utara. Saya khawatir tentang bagaimana mereka akan memperlakukannya,” kata Sekretaris Angkatan Darat AS, Christine Wormuth di Aspen Security Forum.
Penyiksaan terhadap tawanan semacam ini pernah terjadi dengan kasus terkenal terkait seorang warga Amerika Serikat, Otto Warmbier yang ditahan selama satu setengah tahun sebelum dibebaskan dalam keadaan koma ke Amerika Serikat dan meninggal enam hari kemudian. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matt Miller juga mengutip sejarah Pyongyang yang menganiaya tahanan.
“Kami akan selalu prihatin mengingat perlakuan oleh warga Korea Utara terhadap orang-orang yang ditahan di masa lalu dan itulah salah satu alasan mengapa kami menghubungi untuk meminta informasi lebih lanjut tentang kesehatannya,” kata Miller, dilansir dari France24.
AS juga tengah melakukan upaya diplomasi untuk “menyelamatkan” Travis King melalui saluran PBB, dan berbagai bagian pemerintah terlibat dalam upaya tersebut. “Departemen Pertahanan, Departemen Luar Negeri, Gedung Putih, kami menggunakan saluran PBB, dan telah menghubungi (Korea Utara) untuk mendapatkan informasi tentang statusnya dan bekerja sama dengan mereka untuk mencoba … membawanya kembali,” jelas Wormuth.
Apa yang terjadi pada King sebelumnya telah menarik perhatian pejabat AS. Dilaporkan King telah menyerang seseorang di Korea Selatan dan telah ditahan oleh pemerintah Korea Selatan dan akan kembali ke Amerika Serikat dan menghadapi konsekuensi di Angkatan Darat. Namun, ketika King sedang dalam perjalanan ke Area Demiliterisasi Korea, ia melintasi perbatasan
Kontra Intelijen Angkatan Darat AS memimpin penyelidikan atas insiden tersebut, yang akan menentukan apakah dia seorang pembelot atau bukan, katanya, mencatat bahwa statusnya saat ini adalah absen tanpa cuti atau absent without official leave (AWOL). Wormuth mengatakan tentara itu “akan menghadapi konsekuensi tambahan” jika dia kembali ke Amerika Serikat seperti yang direncanakan, meskipun tidak jelas apakah hukuman penjara sudah direncanakan.