Erdogan mengumumkan kabinet baru setelah pelantikannya sebagai Presiden Turki
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Sabtu (04/06/2023) mengumumkan susunan kabinet baru di era kepemimpinannya, beberapa jam setelah pengambilan sumpahnya sebagai Presiden Turki untuk masa jabatan ketiga kalinya. Presiden Erdogan menunjuk mantan kepala intelijen nasional Hakan Fidan sebagai menteri luar negeri dan Mehmet Simsek sosok tokoh yang bereputasi internasional dan dikenal bersahabat dengan pasar sebagai menteri keuangan
Pada prosesi pengambilan sumpah jabatan di parlemen setelah memenangkan pemilihan umum bersejarah untuk memperpanjang kekuasaannya selama dua dekade, Presiden Erdogan berjanji untuk melayani masyarakat Turki “tanpa memihak”. Ia juga menyerukan persatuan dan mengesampingkan kemarahan dan kebencian yang timbul pada periode kampanye. Hal ini disampaikan dalam sebuah upacara mewah di istana kepresidenan di ibukota Ankara yang dihadiri oleh puluhan pemimpin dunia.
Presiden Erdogan sendiri memenangkan pemilihan umum pada tanggal 28 Mei 2023 setelah melawan koalisi oposisi yang kuat, ditengah guncangan pro kontra kepemimpinannya yang dilanda krisis ekonomi dan kemarahan atas respon terhadap gempa bumi pada bulan Februari lalu yang menewaskan lebih dari 50.000 orang. Presiden Erdogan memenangkan 52,18% suara sementara saingannya yang sekuler, Kemal Kilicdaroglu, memperoleh 47,82% suara, demikian hasil resmi menunjukkan.
“Sebagai presiden, saya bersumpah atas nama kehormatan dan integritas saya, di hadapan bangsa Turki yang besar … untuk bekerja dengan segenap kekuatan saya untuk melindungi eksistensi dan independensi negara … dan untuk memenuhi tugas saya tanpa memihak,” ujar Presiden Erdogan di parlemen setelah sebuah upacara di luar gedung di mana ia memberi hormat kepada para prajurit di bawah guyuran hujan lebat.
Para pendukungnya di parlemen memberikan tepuk tangan meriah kepada Presiden Erdogan selama satu menit setelah pelantikannya, sementara beberapa anggota parlemen dari pihak oposisi menolak untuk berdiri. Dalam sumpahnya, Presiden Erdogan juga berjanji untuk tidak menyimpang dari aturan hukum dan prinsip-prinsip sekuler republik yang didirikan oleh Mustafa Kemal Ataturk 100 tahun yang lalu.
Pemimpin terlama di Turki ini, yang telah bertahan dari protes massa, skandal korupsi dan upaya kudeta yang gagal sejak ia berkuasa pada tahun 2003, kini menghadapi tantangan langsung yang signifikan di masa jabatan ketiganya, termasuk ekonomi yang melambat dan ketegangan dengan Barat. Presiden Erdogan mengganti hampir semua anggota kabinetnya kecuali menteri kesehatan dan budaya.