Korea Selatan dan Amerika Serikat menanggapi peluncuran delapan rudal milik Korea Utara minggu lalu dengan cara membalas delapan tembakan rudal ke perairan di semenanjung Korea pada 6 Juni, 2022 pagi.
Menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, tujuh rudal ditembakkan oleh Korea Selatan dan satu oleh AS. Di samping itu, otoritas Korea Selatang juga mengatakan mereka menunjukkan bahwa “bahkan jika Korea Utara memprovokasi dengan rudal dari berbagai lokasi, (Korea Selatan dan AS memiliki) kemampuan dan kesiapan untuk segera menyerang dengan tepat.” dilansir dari CNN.
Sebelumnya, Pyongyang dikabarkan menembakkan delapan rudal balistik jarak pendek dari beberapa lokasi ke perairan timur semenanjung Korea pada 5 Juni 2022. Kepala Staf Gabungan sendiri menyebut tindakan itu sebagai “provokasi serius yang merusak perdamaian dan stabilitas tidak hanya Semenanjung Korea tetapi juga komunitas internasional.”
Sejak awal tahun, aktivitas peluncuran rudal oleh Pyongyang memang sering dilakukan, terlebih dengan terpilihnya Presiden Korea Selatan baru Yoon Suk Yeol bulan lalu. Yoon secara konsisten menekankan sikapnya yang lebih keras terhadap Korea Utara dan keinginan untuk memperkuat militer Korea Selatan dibandingkan dengan pendahulunya Moon Jae-in yang telah mempromosikan dialog dan rekonsiliasi damai. Atas tindakan Pyongyang, Yoon berjanji untuk menanggapi “dengan tegas” terhadap provokasi Korea Utara yang dijelaskan dalam pidato Hari Peringatan Korea Selatan pada hari Senin.
Peluncuran rudal kali ini menjadi uji coba ke-17nya di tahun 2022. Namun, peluncuran balasan sebagai tanggapan akan aksi Pyong yang baru dilakukan sebanyak tiga kali oleh Washington dan Seoul pada tahun ini setelah jeda panjang sejak tahun 2017.
Peluncuran terbaru Korea Utara dilakukan sehari setelah angkatan laut Korea Selatan dan AS menyelesaikan latihan gabungan tiga hari di perairan Okinawa Jepang, militer Korea Selatan mengkonfirmasi kepada CNN. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida juga “sangat memprotes” peluncuran rudal terakhir Korea Utara, mengatakan kepada wartawan hari Minggu bahwa itu jelas merupakan pelanggaran terhadap resolusi PBB, sementara Menteri Pertahanan Nobuo Kishi menyebutnya “belum pernah terjadi sebelumnya” dan mengkonfirmasi setidaknya enam rudal, tetapi mungkin lebih.
Pada hari Minggu, Angkatan Bersenjata AS dan Pasukan Bela Diri Jepang juga mengadakan latihan bersama setelah beberapa peluncuran rudal Korea Utara, kata Departemen Urusan Publik Komando Indo-Pasifik AS. Pasukan AS dan Jepang mengadakan “latihan pertahanan rudal balistik bilateral” menunjukkan kesiapan aliansi AS-Jepang untuk menanggapi ancaman regional menurut pihak AS. Hal ini juga disetujui oleh Staf Gabungan Jepang yang mengatakan latihan itu menegaskan kembali kesiapan kedua pasukan, “menunjukkan kerja sama yang erat antara Jepang dan Amerika Serikat dalam mengatasi ancaman rudal balistik, dan semakin memperkuat aliansi Jepang-AS.”