Kerja Sama Washington-Baku Menuju COP29 di Dunia yang Terfragmentasi
Azerbaijan akan menjadi tuan rumah konferensi iklim COP29 pada bulan November. Seiring dengan persiapan yang sedang berlangsung, para pejabat Azerbaijan bertemu dengan para mitra dan melakukan “tur mendengarkan” untuk memahami isu-isu yang ingin diatasi oleh para pemimpin, lembaga, dan masyarakat global. Selain fokus pada pembiayaan perubahan iklim, isu-isu air kemungkinan besar akan menjadi agenda utama – dan Washington akan menjadi mitra penting dalam tahap perencanaan. Delegasi Azerbaijan yang dipimpin oleh Menteri Ekologi dan Sumber Daya Alam dan Presiden COP29 Mukhtar Babayev berkunjung ke Washington DC[1], pada bulan April. Pertemuan delegasi tersebut termasuk kunjungan John Kerry[2], mantan Utusan Khusus Presiden AS untuk Iklim, ke kedutaan besar Azerbaijan di ibukota AS. Delegasi Azerbaijan juga berpartisipasi dalam Pertemuan Musim Semi Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.[3] Pada acara yang diselenggarakan oleh Axios[4] di bulan Maret, John Podesta, penasihat senior presiden untuk kebijakan iklim internasional (yang menggantikan Kerry), menjelaskan bahwa “kita perlu memanfaatkan momentum yang ada … terutama untuk memberikan dana di tingkat global yang diperlukan untuk membantu transisi ekonomi negara berkembang.”
Meskipun agenda lengkap COP29 belum dirilis, Baku telah menggambarkan visinya untuk pertemuan tersebut. Pada Konferensi Perubahan Iklim di Bonn pada pertengahan Juni lalu, Presiden COP29, Babayev, menjelaskan lima prioritas awal.[5]
Prioritas prioritas awal untuk pertemuan tersebut: mencakup sumber daya manusia, pertanian, lingkungan perkotaan, penyimpanan energi dan keuangan, serta investasi dan perdagangan. Pendanaan perubahan iklim akan menjadi prioritas utama dalam agenda, karena Azerbaijan bertujuan untuk mendapatkan “tujuan pendanaan iklim baru yang adil dan ambisius, menyelesaikan Pasal 6, memperkuat lembaga keuangan global, dan memastikan sektor swasta berkomitmen terhadap aksi iklim,” ujar Babayev.[6] Untuk tantangan khusus, keamanan air diharapkan menjadi salah satu fokus acara tersebut. Akses terhadap air akan menjadi salah satu faktor penentu kerja sama atau konflik di abad ke-21, karena perubahan iklim, perusakan lingkungan, ketergantungan yang lebih besar terhadap industri yang menggunakan banyak air, pertumbuhan penduduk, dan ketegangan antar negara membuat akses terhadap sumber daya yang sangat penting ini menjadi lebih penting daripada emas.
Konferensi COP di Kaukasus berarti bahwa isu-isu lingkungan, termasuk isu-isu terkait air yang mempengaruhi Kaukasus dan Asia Tengah, dapat menjadi topik utama dalam diskusi. Asia Tengah mengalami kekeringan selama musim panas 2021, dan badan air regional, yaitu Laut Aral dan Laut Kaspia, berisiko menghilang. “Kami sangat merasakan dampak perubahan iklim karena permukaan Laut Kaspia menurun, dan … kami menyaksikannya setiap hari. Bagi saya, ini adalah tanda bahwa lingkungan di sekitar kita rapuh,” kata Nigar Arpadarai[7], juara tingkat tinggi perubahan iklim PBB untuk COP29. Negara tetangga Iran, yang secara global dikenal dengan rezim otoriternya, juga mengalami kekurangan air[8] – karena meningkatnya populasi, polusi, salah urus air, dan memperlakukan kelompok-kelompok etnis sebagai warga negara kelas dua – yang akan semakin parah di tahun-tahun mendatang.
Daerah-daerah lain di dunia juga mengalami kekurangan air. Pada tanggal 8 Mei, Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP)[9] menerbitkan sebuah wawancara dengan Harald Egerer, kepala kantor UNEP di Wina. Egerer menjelaskan bagaimana wilayah Carpathian, sebuah rantai pegunungan yang melintasi beberapa negara Eropa Tengah dan Timur, telah “semakin panas selama 50 tahun terakhir,” menyebabkan “gelombang panas yang lebih sering dan intens, kekeringan, curah hujan yang tidak menentu, dan banjir. Kekeringan meningkatkan risiko kebakaran hutan dan wabah hama di Carpathians.” Di tempat lain di Eropa, negara-negara seperti Italia[10] dan Spanyol[11] terus menghadapi kekeringan. Uni Eropa telah mengambil pendapat kontroversial untuk “mengesampingkan rencana untuk meningkatkan ketahanan Uni Eropa terhadap kekeringan dan banjir,” jelas Politico Europe.[12]
Adapun di belahan bumi bagian barat, Kolombia[13], Kosta Rika[14], Ekuador, dan Meksiko saat ini juga sedang mengalami kekeringan. Kurangnya hujan mempengaruhi produksi energi di banyak negara, sehingga tidak hanya kekurangan air, tetapi program penjatahan listrik juga diberlakukan. Oleh karena itu, fokus pada masalah air di COP 29 adalah wajib. Sebagai informasi, negara tetangga Azerbaijan, Kazakhstan, akan menyelenggarakan KTT Satu Air bersama[15] dengan Prancis selama Sidang Umum PBB tahunan pada bulan September ini. Fakta bahwa KTT ini berlangsung dua bulan sebelum COP29 di Baku berarti bahwa air akan dibahas secara luas pada acara tingkat tinggi tahun ini. Diharapkan, konferensi tersebut
akan diakhiri dengan “kesepakatan biru” yang membahas air. Di sisi lain, beberapa negara memiliki terlalu banyak air karena naiknya permukaan air laut. Pada bulan Mei lalu, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev[16] bertemu dengan Gubernur Jenderal Tuvalu, Perdana Menteri Tonga, dan Menteri Luar Negeri Bahama. Pulau-pulau di Pasifik, Karibia (dan Maladewa) beresiko tenggelam karena naiknya permukaan air laut.
Tidak jelas apakah tenaga nuklir akan menjadi fokus yang signifikan dalam COP29, tetapi mungkin akan dibahas. Meskipun tenaga nuklir merupakan alternatif yang valid untuk industri energi yang lebih berpolusi, tenaga nuklir juga dapat menjadi masalah jika fasilitasnya tidak dikelola dengan baik. Selain itu, geopolitik energi nuklir juga harus dipertimbangkan, mengingat hubungan yang tegang antara Kekuatan Global saat ini. Pada bulan Desember 2023, Armenia dan Rusia[17] menandatangani kontrak untuk memodernisasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)[18] Metsamor di Armenia, yang akan beroperasi hingga tahun 2036. Hal ini menjadi masalah karena kontrak ini akan memastikan Armenia tetap berada dalam lingkup pengaruh Rusia. Selain itu, selama beberapa tahun, telah ada laporan mengenai kekhawatiran akan limbah radioaktif PLTN tersebut[19], yang dapat berdampak pada pemukiman dan lahan pertanian di sekitarnya.
Sayangnya, tatanan global yang semakin terfragmentasi dan penuh dengan persainagan antar negara yang anarki menjadikan kepresidenan COP29 Azerbaijan akan memiliki tugas monumental untuk meyakinkan para pemimpin global dari berbagai negara dan industri untuk mengesampingkan perbedaan mereka dan berfokus pada kerja sama dan perlindungan lingkungan, termasuk menangani pembiayaan perubahan iklim dan masalah air. Dukungan Washington akan sangat penting bagi Baku untuk mencapai tujuan yang hampir mustahil ini, mengingat iklim geopolitik global saat ini.
[1] COP29 Azerbaijan – United Nations Climate Change Conference. COP29. https://cop29.az/en
[2] Trends News Agency. (2024, April 19). COP 29 President meets with former US Secretary of State. https://en.trend.az/azerbaijan/society/3887757.html
[3] COP29 Azerbaijan – United Nations Climate Change Conference. (2024, April 18). COP29. https://cop29.az/en/news/cop29-presidency-concludes-high-level-meetings-in-washington-dc
[4] Axios. (2024, March 6). Watch: An Axios event on clean energy industry growth. https://www.axios.com/2024/02/26/axios-event-clean-energy-industry-growth
[5] Jovi Ho. (2024, June 13). COP29 Presidency sets out agenda, emphasises upcoming work on New Collective Quantified Goal. https://www.theedgesingapore.com/news/environmental-social-and-governance/cop29-presidency-sets-out-agenda-emphasises-upcoming-work
[6] Ibid.
[7] UN climate change high-level champion for COP29, Nigar Arpadarai, sets scene ahead of vital summit. (2024, May 16). Euronews. https://www.euronews.com/green/2024/05/16/un-climate-change-high-level-champion-for-cop29-nigar-arpadarai-sets-scene-ahead-of-vital-
[8] Dagres, H. (2024, January 22). A thirsty reality: Iran’s dire water situation. Atlantic Council. https://www.atlanticcouncil.org/blogs/iransource/iran-water-environment-us-policy/
[9] In Europe’s wild Carpathian Mountains, prospect of drought rises. (2024, May 8). UNEP. https://www.unep.org/news-and-stories/story/europes-wild-carpathian-mountains-prospect-drought-rises
[10] France 24. (2024, February 20). Lack of rain leaves Italy gasping. https://www.france24.com/en/live-news/20240220-lack-of-rain-leaves-italy-gasping
[11] Temp, M. (2024, April 18). Barcelona instalara desalinizadora flotante para combatir sequia en noreste de Espana. San Diego Union-Tribune. https://www.sandiegouniontribune.com/2024/04/18/barcelona-instalar-desalinizadora-flotante-para-combatir-sequa-en-noreste-de-espaa/
[12] Cater, L., & Weise, Z. (2024, February 15). EU puts water resilience plan on hold as drought grips Spain, Italy. POLITICO. https://www.politico.eu/article/eu-put-water-resilience-plan-hold-drought-grip-spain-italy/
[13] País, E. (2024, February 2). Colombia sufre por sequías [Video]. El País América Colombia. https://elpais.com/america-colombia/2024-02-02/la-grave-sequia-de-colombia-amenaza-los-cultivos-y-el-ganado.html
[14] Ibarra, L. (2024, May 8). Costa Rica afronta racionamientos de electricidad por severa sequía. www.revistaeyn.com. https://www.revistaeyn.com/centroamericaymundo/costa-rica-afronta-racionamientos-de-electricidad-por-severa-sequia-OO19172639
[15] COP28 – France and Kazakhstan launch the One Water Summit’s international steering committee today (10 Dec. 2023). France Diplomacy – Ministry for Europe and Foreign Affairs. https://www.diplomatie.gouv.fr/en/french-foreign-policy/climate-and-environment/news/article/cop28-france-and-kazakhstan-launch-the-one-water-summit-s-international
[16] COP29 Azerbaijan – United Nations Climate Change Conference. (2024, May 14). COP29. https://cop29.az/en/news/president-aliyev-outlines-cop29-commitment-to-small-island-developing-states-sids-leaders
[17] Lilit Shahverdyan. (2023, December 21). Russia to revamp Armenia’s nuclear power plant. Eurasianet. https://eurasianet.org/russia-to-revamp-armenias-nuclear-power-plant
[18] Armenian Nuclear Power Plant. (n.d.). http://armeniannpp.am/en/
[19] Armenia: Fears Over Nuclear Waste. (2020, October 14). Institute for War and Peace Reporting. https://iwpr.net/global-voices/armenia-fears-over-nuclear-waste