Militer AS diketahui telah melakukan uji peluncuran roket yang sukses sebagai eksperimen untuk pengembangan senjata hipersonik di Fasilitas Uji Penerbangan Wallops di Virginia pada 26 Oktober 2022. Peluncuran roket itu terdiri dari 11 eksperimen yang berbeda, dirancang untuk menguji dan mengumpulkan data untuk penelitian senjata hipersonik yang merupakan program gabungan dua matra, angkatan darat dan laut.
Peluncuran roket ini adalah tes kedua yang dilakukan di bawah program yang berfokus pada pengembangan kemampuan hipersonik berbasis laut dan darat oleh Amerika Serikat. Pada tes kali ini, roket yang terdengar ditembakkan dari landasan peluncuran, melakukan eksperimen berbeda untuk mengumpulkan data dan mengumpulkan informasi tentang komponen rudal hipersonik, termasuk bahan tahan panas dan elektronik kelas atas dilansir dari CNN.
“Peluncuran hari ini berjalan sangat baik,” kata Wakil Laksamana Johnny Wolfe, direktur Program Sistem Strategis yang mengawasi pengujian tersebut. “Faktanya, kami baru saja selesai melihat-lihat ‘kunci’ kami yang dapat diamati, dan setiap bagian data yang ingin kami kumpulkan – setidaknya sebelumnya – telah menunjukkan bahwa kami mengumpulkan semua data itu.”
Roket kedua dijadwalkan untuk diluncurkan pada hari berikutnya dan akan melakukan 13 eksperimen tambahan yang dirancang untuk menginformasikan pengembangan senjata hipersonik, kata Angkatan Laut.
Data yang dikumpulkan dari tes ini akan membantu dalam pengembangan sistem hipersonik Prompt Strike Konvensional Angkatan Laut dan Senjata Hipersonik Jarak Jauh milik Angkatan Darat. Kedua program akan menggunakan Common Hypersonic Glide Body, sebuah proyektil yang dibawa di atas roket pendorong yang meluncur menuju targetnya dengan kecepatan lebih dari Mach 5.
Pentagon telah menjadikan pengembangan senjata hipersonik sebagai salah satu prioritas utamanya setelah China melakukan peluncuran hipersonik yang sukses tahun lalu dan Rusia telah mulai menggunakan rudal hipersonik dalam perangnya di Ukraina.
Tes pertama oleh AS dilakukan pada Oktober tahun lalu di tempat yang sama pada tes Oktober tahun 2022, tes pertama disebut sebagai langkah penting bagi keamanan khususnya untuk AS. AS sendiri telah tertinggal oleh China dan Rusia yang juga menguji senjata hipersonik pada tahun 2019. Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley menyebut tes tersebut sebagai “peristiwa teknologi yang sangat signifikan” yang hanya merupakan salah satu elemen dari kemampuan militer China.
China meluncurkan rudal jarak menengah hipersonik, DF-17, pada 2019, yang dapat menempuh jarak sekitar 2.000 kilometer dan dapat membawa hulu ledak nuklir. Rusia juga pernah melakukan serangkaian tes luncur rudal hipersonik Zicron dari kapal selam pada akhir tahun 2019 dan telah memiliki rudal Avangard berkemampuan nuklir hipersonik yang siap beroperasi. Untuk itu, AS kini tidak memiliki pilihan lain selain mengembangkan senjata serupa yang setidaknya dapat “membalas” dengan teknologi serupa.
Pentagon berharap untuk mempersiapkan operasi senjata hipersoniknya pada tahun 2025 dan mengatakan pengembangan senjata hipersonik adalah salah satu “prioritas tertinggi” apalagi saat ini Rusia dikatakan telah menggunakan rudal hipersonik untuk menyerang Ukraina.
Angkatan Udara AS Sukses Uji Coba Pertama Rudal Hipersonik
December 16, 2022 @ 12:36 pm
[…] uji peluncuran roket yang sukses sebagai eksperimen untuk pengembangan senjata hipersonik di Fasilitas Uji Penerbangan Wallops di Virginia pada 26 Oktober 2022. Pentagon berharap untuk mempersiapkan operasi senjata […]